Senin, 29 April 2013

Gelombang Cahaya



BAB I
PENDAHULUAN
1.1.LATAR BELAKANG
Cahaya tergolong suatu gelombang namun cahaya tidak tergolong gelombang mekanik, seperti halnya gelombang air atau gelombang tali. Melainkan gelombang elektromagnetik. Gelombang jenis ini dapat merambat ke dalam ruang hampa. Contohnya cahaya matahari dapat sampai ke bumi. Karena cahaya tergolong gelombang, maka cahaya juga memiliki difraksi, interferensi cahaya, pemantulan, dan pembiasan.
Cahaya juga merupakan gelombang transversal. Teori gelombangnya menerangkan mengenai interferensi cahaya dengan cara memproyeksikan sinar violet ke atas kertas perak klorida dan menghasilkan pola interferensi. Cahaya sangat dibutuhkan oleh manusia, hewan, dan tumbuhan. Bulan bukanlah sumber cahaya, ia hanya memantulkan cahaya yang diterimanya dari matahari. Jadi selain dipancarkan cahaya dapat dipantulkan. Cahaya merambat lurus seperti yang dapat kita lihat pada cahaya yang keluar dari sebuah lampu teater di ruangan yang gelap atau laser yang melintasi asap atau debu. Oleh karenanya cahaya yang merambat digambarkan sebagai garis lurus berarah yang disebut sinar cahaya, sedangkan berkas cahaya terdiri dari beberapa garis berarah.

1.2.TUJUAN
1.      Memahami Cahaya dan Gelombang
2.      Memahami Cepat Rambat Cahaya
3.      Memahami Energi gelombang,
4.      Memahami Intensitas Gelombang dan Spektrum Gelombang

1.3.RUMUSAN MASALAH
1.      Apa Pengertian Cahaya dan Gelombang?
2.      Berapa Kecepatan Rambat Cahaya?
3.      Apa Pengertian Energi Gelombang?
4.      Apa Pengertian Intensitas Gelombang dan Spektrum Gelombang?

BAB II
PEMBAHASAN
2.1. PENGERTIAN CAHAYA DAN GELOMBANG
Cahaya merupakan sejenis energi berbentuk gelombang elekromagnetik yang bisa dilihat dengan mata dan gelombang ini tentunya membawa energi. Jadi sebenarnya cahaya itu sendiri merupakan salah satu bentuk energi. Energi ini bergerak bersama gelombang itu sendiri. Cahaya juga merupakan dasar ukuran meter: 1 meter adalah jarak yang dilalui cahaya melalui vakum pada 1/299,792,458 detik. Kecepatan cahaya adalah 299,792,458 meter per detik. Cahaya juga memiliki sifat sebagai partikel yang biasa disebut foton. Karena itulah cahaya bisa juga dipandang sebagai kumpulan banyak partikel yang tidak bermassa yang bergerak dengan kecepatan 3×10^8 m/s.
Gelombang elektromagnetik dapat digambarkan sebagai dua buah gelombang yang merambat secara transversal pada dua buah bidang tegak lurus yaitu medan magnetik dan medan listrik. Merambatnya gelombang magnet akan mendorong gelombang listrik, dan sebaliknya, saat merambat, gelombang listrik akan mendorong gelombang magnet. Diagram di atas menunjukkan gelombang cahaya yang merambat dari kiri ke kanan dengan medan listrik pada bidang vertikal dan medan magnet pada bidang horizontal.
Cahaya diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Matahari adalah sumber cahaya utama diBumi. Tumbuhan hijau memerlukan cahaya untuk membuat makanan. Sifat-sifat cahaya ialah, cahaya bergerak lurus ke semua arah. Buktinya adalah kita dapat melihat sebuah lampu yang menyala dari segala penjuru dalam sebuah ruang gelap. Apabila cahaya terhalang, bayanganyang dihasilkan disebabkan cahaya yang bergerak lurus tidak dapat berbelok, namun cahaya dapat dipantulkan. Keadaan ini disebut sebagai pantulan cahaya. Cahaya dipesongkan apabila bergerak secara serong melalui medium yang berbeza seperti melalui udara melalui kaca melalui air . Keadaan ini disebut sebagai pembiasan cahaya. Cahaya bergerak lebih laju melalui udara daripada melalui air .Cahaya juga bergerak lebih laju melalui udara daripada melalui kaca. Oleh itu cahaya yang bergerak secara serong dipesong kanapa bila melalui dua medium yang berbeda. Cahaya yang bergerak lurus melalui medium yang berbeda tidak dibiaskan. Cahaya dibiaskan apabila bergerak miring melalui medium yang berbeda seperti dari udara ke kaca lalu melewati air. Keadaan ini disebut sebagai pembiasan cahaya. Hal ini karena cahaya bergerak lebih cepat di medium yang kurang padat. Namun cahaya yang datang dengan sudut datang 90 derajat, (tegak lurus) melalui medium yang berbeda tidak dibiaskan. Contoh hal pembiasan dalam hal sehari-hari adalah seperti pada kasus sedotan minuman yang kelihatan bengkok dan lebih besar di dalam air , atau pada kasus dasar kolam kelihatan lebih cetek dari kedalaman sebenarnya.

2.1.1    Teori Tentang Cahaya
a.       Teori abad ke-10.
Ilmuwan Abu Ali Hasan Ibn Al-Haitham (965–sekitar 1040), dikenal juga sebagai Alhazen, mengembangkan teori yang menjelaskan penglihatan, menggunakan geometri dan anatomi. Teori itu menyatakan bahwa setiap titik pada daerah yang tersinari cahaya, mengeluarkan sinar cahaya ke segala arah, namun hanya satu sinar dari setiap titik yang masuk ke mata secara tegak lurus yang dapat dilihat. Cahaya lain yang mengenai mata tidak secara tegak lurus tidak dapat dilihat. Dia menggunakan kamera lubang jarum sebagai contoh, yang menampilkan sebuah citra terbalik. Alhazen menganggap bahwa sinar cahaya adalah kumpulan partikel kecil yang bergerak pada kecepatan tertentu. Dia juga mengembangkan teori Ptolemy tentang refraksi cahaya namun usaha Alhazen tidak dikenal diEropa sampai pada akhir abad 16.

b.      Teori Partikel.
Isaac Newton menyatakan dalam Hypothesis of Light pada1675 bahwa cahaya terdiri dari partikel halus (corpuscles) yang memancar ke semua arah dari sumbernya. Teori ini dapat digunakan untuk menerangkan pantulan cahaya, tetapi hanya dapat menerangkan pembiasan dengan menganggap cahaya menjadi lebih cepat ketika memasuki medium yang padat tumpat karena daya tarik gravitasi lebih kuat.



c.        Teori Gelombang ( atau Ray ).
Christiaan Huygens menyatakan dalam abad ke-17 yang cahaya dipancarkan ke semua arah sebagai ciri-ciri gelombang. Pandangan ini menggantikan teori partikel halus. Ini disebabkan oleh karena gelombang tidak diganggu oleh gravitasi, dan gelombang menjadi lebih lambat ketika memasuki medium yang lebih padat. Teori gelombang ini menyatakan bahwa gelombang cahaya akan berinterferensi dengan gelombang cahaya yang lain seperti gelombang bunyi (seperti yang disebut oleh Thomas Young pada kurun ke-18), dan cahaya dapat dipolarisasikan.  Kelemahan teori ini adalah gelombang cahaya seperti gelombang bunyi, memerlukan medium untuk dihantar. Suatu hipotesis yang disebut luminiferous aether telah diusulkan, tetapi hipotesis itu tidak disetujui.

d.      Teori Elektromagnetik.
Pada 1845 Faraday menemukan bahwa sudut polarisasi dari sebuah sinar cahaya ketika sinar tersebut masuk melewati material pemolarisasi dapat diubah dengan medan magnet.Ini adalah bukti pertama kalau cahaya berhubungan dengan Elektromagnetisme. Faraday mengusulkan pada tahun 1847 bahwa cahaya adalah getaran elektromagnetik berfrekuensi tinggi yang dapat bertahan walaupun tidak ada medium. Teori ini diusulkan oleh James Clerk Maxwell pada akhir abad ke-19, menyebut bahwa gelombang cahaya adalah gelombang elektromagnet sehingga tidak memerlukan medium untuk merambat. Pada permukaannya dianggap gelombang cahaya disebarkan melalui kerangka acuan yang tertentu, seperti aether, tetapi teori relativitas  khusus menggantikan anggapan ini. Teori elektromagnet menunjukkan yang sinar kasat mata adalah sebagian daripada spektrum elektromagnet. Teknologi penghantaran radio diciptakan berdasarkan teori ini dan masih digunakan. Kecepatan cahaya yang konstan berdasarkan persamaan Maxwell berlawanan dengan hukum-hukum mekanis gerakan yang telah bertahan sejak zaman Galileo, yang menyatakan bahwa segala macam laju adalah relatif terhadap laju sang pengamat. Pemecahan terhadap kontradiksi ini kelak akan ditemukan oleh Albert Einstein.


e.       Teori Kuantum.
Teori ini di mulai pada abad ke-19 oleh Max Planck , yang menyatakan pada tahun 1900 bahwa sinar cahaya adalah terdiri dari paket (kuantum) tenaga yang dikenal sebagai photon. Penghargaan Nobel menghadiahkan Planck anugerah fisika pada 1918 untuk kerja-kerjanya dalam penemuan teori kuantum, walaupun dia bukannya orang yang pertama memperkenalkan prinsip asas partikel cahaya.

f.       Teori Dualitas Partikel-Gelombang.
Teori ini menggabungkan tiga teori yang sebelumnya, dan menyatakan bahwa cahaya adalah partikel dan gelombang. Ini adalah teori modern yang menjelaskan sifat-sifat cahaya, dan bahkan sifat-sifat partikel secara umum. Teori ini pertama kali dijelaskan oleh Albert Einstein pada awal abad 20, berdasarkan dari karya tulisnya tentang efek   fotolistrik , dan hasil penelitian Planck. Einstein menunjukkan bahwa energi sebuah foton sebanding dengan frekuensinya. Lebih umum lagi, teori tersebut menjelaskan bahwa semua benda mempunyai sifat partikel dan gelombang, dan berbagai macam eksperimen dapat di lakukan untuk membuktikannya. Sifat partikel dapat lebih mudah dilihat apabila sebuah objek mempunyai massa yang besar. Pada pada tahun 1924 eksperimen oleh Louis de Broglie menunjukan elektron juga mempunyai sifat dua litas partikel-gelombang. Einstein mendapatkan penghargaan Nobel pada tahun 1921 atas karyanya tentang dualitas partikel-gelombang pada foton, dan de Broglie mengikuti jejaknya pada tahun 1929 untuk partikel-partikel yang lain.

2.1.2    Hukum Cahaya
Hukum Snellius adalah rumus matematika yang meberikan hubungan antara sudut datang dan sudut bias pada cahaya atau gelombang lainnya yang melalui batas antara dua medium isotropik berbeda, seperti udara dan gelas. Nama hukum ini diambil dari matematikawan Belanda Willebrord Snellius, yang merupakan salah satu penemunya. Hukum ini juga dikenal sebagai Hukum Descartes atau Hukum Pembiasan.
Hukum ini menyebutkan bahwa sinus sudut datang dan sudut bias adalah konstan, yang tergantung pada medium. Perumusan lain yang ekivalen adalah nisbah sudut datang dan sudut bias sama dengan nisbah kecepatan cahaya pada kedua medium, yang sama dengan kebalikan nisbah indeks bias.
Perumusan matematis hukum Snellius adalah
\frac{\sin\theta_1}{\sin\theta_2} = \frac{v_1}{v_2} = \frac{n_2}{n_1}
atau
n_1\sin\theta_1 = n_2\sin\theta_2\
atau
v_1\sin\theta_2\ = v_2\sin\theta_1
Lambang \theta_1, \theta_2merujuk pada sudut datang dan sudut bias, v_1dan v_2pada kecepatan cahaya sinar datang dan sinar bias. Lambang n_1merujuk pada indeks bias medium yang dilalui sinar datang, sedangkan n_2adalah indeks bias medium yang dilalui sinar bias. Hukum Snellius dapat digunakan untuk menghitung sudut datang atau sudut bias, dan dalam eksperimen untuk menghitung indeks bias suatu bahan.
Pada tahun 1637, René Descartes secara terpisah menggunakan argumen heuristik kekekalan momentum dalam bentuk sinus dalam tulisannya Discourse on Method untuk menjelaskan hukum ini. Cahaya dikatakan mempunyai kecepatan yang lebih tinggi pada medium yang lebih padat karena cahaya adalah gelombang yang timbul akibat terusiknya plenum, substansi kontinu yang membentuk alam semesta. Dalam bahasa Perancis, hukum Snellius disebut la loi de Descartes atau loi de Snell-Descartes.
Sebelumnya, antara tahun 100 hingga 170 Ptolemeus dari Thebaid menemukan hubungan empiris sudut bias yang hanya akurat pada sudut kecil.[1] Konsep hukum Snellius pertama kali dijelaskan secara matematis dengan akurat pada tahun 984 oleh Ibn Sahl dari Baghdad dalam manuskripnya On Burning Mirrors and Lenses[2][3]. Dengan konsep tersebut Ibn Sahl mampu membuat lensa yang dapat memfokuskan cahaya tanpa aberasi geometri yang dikenal sebagai kanta asperik. Manuskrip Ibn Sahl ditemukan oleh Thomas Harriot pada tahun 1602, [4] tetapi tidak dipublikasikan walaupun ia bekerja dengan Johannes Keppler pada bidang ini. 
Pada tahun 1678, dalam Traité de la Lumiere, Christiaan Huygens menjelaskan hukum Snellius dari penurunan prinsip Huygens tentang sifat cahaya sebagai gelombang. Hukum Snellius dikatakan, berlaku hanya pada medium isotropik atau "teratur" pada kondisi cahaya monokromatik yang hanya mempunyai frekuensi tunggal, sehingga bersifat reversibel. Hukum Snellius dijabarkan kembali dalam rasio sebagai berikut:
\frac{\sin\theta_1}{\sin\theta_2} = \frac{v_1}{v_2} = \frac{\lambda_1}{\lambda_2}

2.1.3    Pantulan Cahaya Bergantung Kepada Jenis Permukaan.
Citra dapat dilihat di dalam cermin karena ada pantulan cahaya. Pantulan cahaya itu lebih baik dan teratur pada permukaan yang rata. Pantulan cahaya agak kabur pada permukaan yang tidak rata. Cermin dan permukaan air yang jernih serta tenang adalah pemantul cahaya yang baik. Ini membuat kita dapat melihat wajah dan badan kita didalam cermin.

2.1.4    Warna-warna Dalam Cahaya Matahari.
Cahaya putih matahari terdiri daripada tujuh warna yaitu merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila (indigo), dan ungu. Apabila ketujuh warna ini bercampur, cahaya putihakan dihasilkan. Warna-warna dalam cahaya putih matahari dapat dipecahkan dengan menggunakan prisma menjadi jalur warna. Jalur warna ini dikenal sebagai spektrum sedangkan pemecahan cahaya putih kepada spektrum ini dikenal sebagai penyerakan cahaya. Pelangi adalah contoh spektrum yang terbentuk secara alamiah. Pelangi terbentuk selepas hujan, ketika cahaya matahari dibiaskan oleh tetesan air hujan. Tetesan air itu hujan bertindak sebagai prisma yang menyerakkan cahaya matahari menjadi tujuh warna.
a.       Penyerakan Cahaya Putih Matahari.
Spektrum warna terbentuk karena cahaya yang berlainan warna terbias pada sudut yang berlainan. Cahaya ungu terbias dengan sudut paling besar. Cahaya merah terbias dengan sudut paling  kecil. Warna-warna spectrum dapat digabungkan semula bagi menghasilkan cahaya putih dengan menggunakan dua prisma.
b.      Panjang Gelombang Tampak.
Cahaya tampak adalah bagian spektrum yang mempunyai panjang gelombang antara lebih kurang 400 nanometer ( nm) dan 800 nm (dalam udara).
c.       Warna dan Panjang Gelombang.
Panjang gelombang yang berbeda-beda diinterpretasikan oleh otak manusia sebagai warna, dengan merah adalah panjang gelombang terpanjang (frekuensi paling rendah) hingga keungu dengan panjang gelombang terpendek (frekuensi paling tinggi). Cahaya dengan frekuensi di bawah 400 nm dan di atas 700 nm tidak dapat dilihat manusia. Cahaya disebut sebagai sinar ultraviolet pada batas frekuensi tinggi dan inframerah (IR atau infrared) pada batas frekuensi rendah. Walaupun manusia tidak dapat melihat sinar inframerah kulit manusia dapat merasakannya dalam bentuk panas. Ada juga camera yang dapat menangkap sinar Inframerah dan mengubahnya menjadi sinar tampak. Kamera seperti ini disebut night vision camera. Radiasi ultaviolet tidak dirasakan sama sekali oleh manusia kecuali dalam jangka paparan yang lama, hal ini dapat menyebabkan kulit terbakar dan kanker kulit. Beberapa hewan seperti lebah dapat melihat sinar ultraviolet, sedangkan hewan-hewan lainnya seperti Ular Viper dapat merasakan IR  dengan organ khusus.
d.      Gelombang Cahaya.
Gelombang cahaya boleh dipecahkan kepada dua komponen; medan elektrik dan magnetik. Medan elektrik dan medan magnetik cahaya adalah berkaitan antara satu sama lain.
e.       Pengukuran Cahaya.
Berikut kuantitas yang digunakan untuk mengukur cahaya :
·         T ( atau suhu )
·         Iluminasi ( SI unit:lux)
·         Flux luminasi ( SI unit:lumen )
·         Intensitas luminasi ( SI unit:candela)

2.1.5    Sumber Cahaya.
Berikut merupakan sumber-sumber cahaya, yaitu :
·         Radiasi panas (radiasi benda hitam) meliputi bola lampu, matahari, dan partikel padat bercahaya dalam suhu tinggi.
·         Emisi spektral atomik meliputi laser dan maser ,light emitting diode, lampu gas (lampu neon, lampu air raksa lamps dsb), dan api dari gas.
·         Percepatan dari partikal bebas bermuatan (biasanya sebuah elektron) meliputi radiasi siklotron, radiasi Bremsstrahlung, dan radiasi Cherenkov.
·         Kemoluminesens
·         Floresens
·         Fosforescence meliputi tabung sinar katoda
·         Bioluminesens
·         Sonoluminesens
·         Triboluminesens
·         Peluruhan radio aktif 
·         Anihilasi partikel-anti partikel

2.2. KECEPATAN CAHAYA
Kecepatan cahaya dalam sebuah vakum adalah 299.792.458 meter per detik (m/s) atau 1.079.252.848,8 kilometer per jam (km/h) atau 186.282.4 mil per detik (mil/s) atau 670.616.629,38 mil per  jam (mil/h). Kecepatan cahaya ditandai dengan huruf  c , yang berasal dari bahasa Latin celeritas yang berarti “kecepatan“, dan juga dikenal sebagai konstanta Einstein. Kecepatan tepatnya adalah sebuah definisi, bukan sebuah ukuran, karena meter sendiri didefinisikan dari segi kecepatan cahaya dan detik. Kecepatan cahaya melalui sebuah medium (yang berarti bukan dalam vakum) adalah kurang dari c (mendefinisikan indeks pemantulan medium tersebut).
Rumus Kecepatan Cahaya.
                   v = λ .f ,
Dimana λ  adalah panjang gelombang, f  adalah frekuensi, v adalah kecepatan cahaya. Kalau cahaya bergerak di dalam vakum, jadi v = c, jadi c = λ f , Di mana c adalah laju cahaya. Kita boleh menerangkan v sebagai Di mana n adalah konstan (indeks biasan) yang mana adalah sifat material yang dilalui oleh cahaya
Beberapa ilmuwan mencoba untuk mengukur laju cahaya, yakni :
·         Pada tahun 1629, Isaac Beeckman melakukan pengamatan sinar flash yang dipantulkan oleh cermin dari jarak 1 mil (1,6 kilometer).
·         Pada tahun 1638, Galileo Galilei berusaha untuk mengukur laju cahaya dari waktu tunda antara sebuah cahaya lentera dengan persepsi dari jarak cukup jauh.
·         Pada tahun 1667, percobaan Galileo Galilei diteliti oleh Accademia del Cimento of Florence, dengan rentang 1 mil, tetapi tidak terdapat waktu tunda yang dapat diamati. Berdasarkan perhitungan modern, waktu tunda pada percobaan itu seharusnya adalah 11 mikrodetik. Dan Galileo Galilei mengatakan bahwa pengamatan itu tidak menunjukkan bahwa cahaya mempunyai kecepatan yang tidak terhingga, tetapi hanya menunjukkan bahwa cahaya mempunyai laju yang sangat tinggi.
·         Pada tahun 1676, sebuah percobaan awal untuk mengukur laju cahaya dilakukan oleh Ole Christensen Rømer, seorang ahli fisika Denmark dan anggota grup astronomi dari French Royal Academy of Sciences. Dengan menggunakan teleskop, Ole Christensen Rømer mengamati gerakan planet Jupiter dan salah satu bulan satelitnya, bernama Io.  Dengan menghitung pergeseran periode orbit Io, Rømer memperkirakan jarak tempuh cahaya pada diameter orbit bumi sekitar 22 menit. Jika pada saat itu Rømer mengetahui angka diameter orbit bumi, perhitungan laju cahaya yang dibuatnya akan mendapatkan angka 227×106 meter/detik. Dengan data Rømer ini, Christiaan Huygens mendapatkan estimasi kecepatan cahaya pada sekitar 220×106 meter/detik.
·         Penemuan awal penemuan grup ini diumumkan oleh Giovanni Domenico Cassini pada tahun 1675, periode Io, bulan satelit planet Jupiter dengan orbit terpendek, nampak lebih pendek pada saat Bumi bergerak mendekati Jupiter daripada pada saat menjauhinya. Rømer mengatakan hal ini terjadi karena cahaya bergerak pada kecepatan yang konstan.
·         Pada bulan September 1676, berdasarkan asumsi ini, Rømer memperkirakan bahwa pada tanggal 9 November 1676, Io akan muncul dari bayang-bayang Jupiter 10 menit lebih lambat daripada kalkulasi berdasarkan rata-rata kecepatannya yang diamati pada bulan Agustus 1676. Setelah perkiraan Rømer terbukti  dia diundang oleh French Academy of Sciences untuk menjelaskan metode yang digunakan untuk hal tersebut. Diagram di samping adalah replika diagram yang digunakan Rømer dalam penjelasan tersebut
·         Pada tahun 1704, Isaac Newton juga menyatakan bahwa cahaya bergerak pada laju konstan. Dalam bukunya berjudul Opticks, Newton menyatakan besaran laju cahaya senilai 16,6 x diamater Bumi per detik (210.000 kilometer/detik).
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/f/f7/Stellar_aberration.JPG/225px-Stellar_aberration.JPG

Teori James Bradley
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/4/4c/Fizeau.JPG/225px-Fizeau.JPG

Diagram Hippolyte Fizeau
·         Pada tahun 1725, James Bradley mengatakan, cahaya bintang yang tiba di Bumi akan nampak seakan-akan berasal dari sudut yang kecil, dan dapat dikalkulasi dengan membandingkan kecepatan Bumi pada orbitnya dengan kecepatan cahaya. Kalkulasi laju cahaya oleh Bradley adalah sekitar 298.000 kilometer/detik (186.000 mil/detik). Teori Bradley dikenal sebagai stellar aberration. Sinar cahaya yang datang bintang 1 membutuhkan waktu untuk mencapai bumi, dan pada saat sinar tersebut tiba, bumi telah bergeser pada orbitnya, sehingga seolah-olah kita melihat sinar cahaya tersebut datang dari bintang di lokasi 2.
·         Pada tahun 1849, pengukuran laju cahaya, yang lebih akurat, dilakukan di Eropa oleh Hippolyte Fizeau. Fizeau menggunakan roda sprocket yang berputar untuk meneruskan cahaya dari sumbernya ke sebuah cermin yang diletakkan sejauh beberapa kilometer. Pada kecepatan rotasi tertentu, cahaya sumber akan melalui sebuah kisi, menempuh jarak menuju cermin, memantul kembali dan tiba pada kisi berikutnya. Dengan mengetahui jarak cermin, jumlah kisi, kecepatan putar roda, Fizeau mendapatkan kalkulasi laju cahaya pada 313×106 meter/detik.
·         Pada tahun 1862, Léon Foucault bereksperimen dengan penggunaan cermin rotasi dan mendapatkan angka 298×106 meter/detik.
·         Albert Abraham Michelson melakukan percobaan-percobaan dari tahun 1877 hingga tahun 1926 untuk menyempurnakan metode yang digunakan Foucault dengan penggunaan cermin rotasi untuk mengukur waktu yang dibutuhkan cahaya pada 2 x jarak tempuh antara Gunung Wilson dan Gunung San Antonio, di California. Hasil pengukuran menunjukkan 299.796.000 meter/detik. Beliau wafat lima tahun kemudian pada tahun 1931.
·         Pada tahun 1946, saat pengembangan cavity resonance wavemeter untuk penggunaan pada radar, Louis Essen dan A. C. Gordon-Smith menggunakan gelombang mikro dan teori elektromagnetik untuk menghitung laju cahaya. Angka yang didapat adalah 299.792±3 kilometer/detik.
·         Pada tahun 1950, Essen mengulangi pengukuran tersebut dan mendapatkan angka 299.792.5±1 kilometer/detik, yang menjadi acuan bagi 12th General Assembly of the Radio-Scientific Union pada tahun 1957.
Angka yang paling akurat ditemukan di Cambridge pada pengukuran melalui kondensat Bose-Einstein dengan elemen Rubidium. Tim pertama dipimpin oleh Dr. Lene Vestergaard Hau dari Harvard University and the Rowland Institute for Science. Tim yang kedua dipimpin oleh Dr. Ronald L. Walsworth, dan, Dr. Mikhail D. Lukin dari the Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics.
Notasi laju cahaya (c) mempunyai makna "konstan" atau tetap yang digunakan sebagai notasi laju cahaya dalam ruang hampa udara, namun terdapat juga penggunaan notasi c untuk laju cahaya dalam medium material sedangkan c0 untuk kecepatan cahaya dalam ruang hampa udara. Notasi subskrip ini dimaklumkan karena dalam literatur SI  sebagai bentuk standar notasi pada suatu konstanta, ada juga berbentuk seperti: konstanta magnetik µ0, konstanta elektrik e0, impedansi ruang kamar Z0.
Menurut Albert Einstein dalam teori relativitas, c adalah konstanta penting yang menghubungkan ruang dan waktu dalam satu kesatuan struktur dimensi ruang waktu. Di dalamnya, c mendefinisikan konversi antara materi dan energi] E=mc2, dan batas tercepat waktu tempuh materi dan energi tersebut. c juga merupakan kecepatan tempuh semua radiasi elektromagnetik dalam ruang kamar dan diduga juga merupakan kecepatan gelombang gravitasi. Dalam teori ini, sering digunakan satuan natural units di mana c=1, sehingga notasi c tidak lagi digunakan.
2.3.ENERGI GELOMBANG
Materi, energi dan gelombang memiliki hubungan yang tidak terpisahkan, karena masing-masing keberadaannya dipengaruhi oleh yang lainnya. Energi memiliki sifat partikel (materi) dan materi memiliki sifat gelombang. Setiap hari alam semesta secara alamiah sudah menyediakan berbagai macam gelombang, seperti gelombang laut, gelombang suara sampai gelombang cahaya yang selalu dipancarkan oleh matahari.
Diluar yang alamiah, rekayasa teknologi manusia mampu menciptakan gelombang-gelombang tertentu yang bisa dimanfaatkan untuk keperluan mansuia, mulai dari gelombang radio, TV, oven microwave, hand phone sampai gelombang sinar X dan sinar gamma. Untuk beberapa keperluan manusia membuat stasiun-stasiun pemancar gelombang yang bisa memancarkan bermacam-macam gelombang. Bukan hanya pada ilmu  fisika kita mengenal gelombang. Saat ini sudah banyak dipelajari bahwa manusia baik secara fisik (lahir) maupun non fisik (batin) juga selalu memancarkan dan menerima gelombang. Gelombang yang ada dalam diri manusia diyakini mampu diolah dan didayagunakan untuk mencapai kesuksesan. Bahkan sudah banyak orang-orang sukses yang membenarkan bahwa ada sejenis gelombang-gelombang tertentu yang keluar dan masuk dalam diri mereka, yang membuat mereka mampu melewati batas dan menjadi orang sukses.
Gelombang memiliki bermacam-macam sifat dan bentuk, perbedaan frekuensi dan panjang gelombang. Untuk lebih mudahnya kita lihat pembagian kategori gelombang dalam ilmu fisika :
Gelombang menurut arah getarnya :
  • Gelombang Transversal : gelombang yang arah getarnya tegak lurus terhadap arah rambatannya. Contoh: gelombang pada tali , gelombang permukaan air, gelombang cahaya, gelombang elektomagnetik, dll.
  • Gelombang Longitudinal : gelombang yang arah getarnya sejajar atau berimpit dengan arah rambatannya. Contoh: gelombang bunyi (suara) dan gelombang pada pegas.
Gelombang menurut amplitudo dan fasenya :
  • Gelombang Berjalan: gelombang yang amplitudo dan fasenya sama di setiap titik yang dilalui gelombng.
  • Gelombng Diam (stasioner) adalah gelombang yang amplitudo dan fasenya berubah (tidak sama) di setiap titik yang dilalui gelombang.
Gelombang menurut medium perantaranya :
  • Gelombang mekanik adalah sebuah gelombang yang dalam perambatannya memerlukan perantara (medium), yang menyalurkan energi untuk keperluan proses perambatan sebuah gelombang. Suara merupakan salah satu contoh gelombang mekanik yang merambat melalui perubahan tekanan udara dalam ruang (rapat-renggangnya molekul-molekul udara). Tanpa udara, suara tidak bisa dirambatkan. Di pantai dapat dilihat ombak, yang merupakan gelombang mekanik yang memerlukan air sebagai mediumnya. Contoh lain misalnya gelombang pada tali.
  • Gelombang Elektromagnetik adalah gelombang yang didalam perambatannya tidak memerlukan medium perantara. Contoh : cahaya, sinar gamma (γ), sinar X, sinar ultra violet, cahaya tampak, infra merah, gelombang radar, gelombang TV, gelombang radio.
Gelombang elektromagnetik dianggap tidak memerlukan medium perantara, bukannya karena tidak ada, tetapi karena para ilmuwan sampai sekarang ini belum menemukan seperti apa medium perantara gelombang elektromagnetik. Untuk sementara ini, beberapa ilmuwan menamakan medium itu dengan ether.
Penemuan gelombang elektromagnetik membawa perubahan yang sangat besar dalam pengetahuan manusia. Sekalipun belum diketahui medium perantaranya, namun telah mampu dimanfaatkan secara luas dalam berbagai bidang kehiudpan manusia.
Gelombang eletromagnetik merupakan radiasi elektromagnetik, atau kombinasi medan listrik dan medan magnet yang berosilasi dan merambat lewat ruang dan membawa energi dari satu tempat ke tempat yang lain. Cahaya merupakan salah satu bentuk radiasi elektromagnetik.
2.4. INTENSITAS GELOMBANG
Intensitas gelombang (I) adalah jumlah energi yang dipindahkan melewati luasansuatu medium tiap satuan waktu. Sehingga untuk menghitung intensitas gelombang perlumengetahui energi yang dibawa oleh gelombang ultrasonik dan untuk sebuah permukaanintensitas gelombang ultrasonik (I) diberikan dalam bentuk persamaan :
Dengan :
ρ = masa jenis (Kg / m3)
f = frekuensi (Hz)
v = Kecepatan Gelombang Ultrasonik (m/s2)
A = Amplitudo Maksimal (m)
Z = ρ v = Impedansi akustik (Kg/m2s)
w = 2πf = frekuensi sudut (rad/s)

Jika kita mmpunyai f tetap maka I merupakan fungsi dari A dan Z. sedangkan jika intensitasdianggap konstan maka hubungan antara A dan Z ialah berbanding terbalik. Dengan kata lainadalah jika A bertambah maka Z berkurang.Z merupakan impedansi akustik yang dialami oleh gelombang jika mengenai materi. Hal inimembuktikan bahwa impedansi tiap zat berbeda. Z zat padat > Z zat cair > zat gas. Hal ini biasdibuktikan dengan besar massa jenisnya. Dimana  V merupakan fungsi dari tekanan dantemperature ( V (P,T)). Jika gelombang ultrasonic dipancarkan kedalam medium yang terdiri dariuap dan air nilainya akan berbeda seiring dengan kecepatan aliran. Semakin cepat aliranamplitude yang dihasilkan akan semakin rendah.

2.5. SPEKTRUM CAHAYA
Susunan semua bentuk gelombang elektromagnetik berdasarkan panjang gelombang dan frekuensinya disebut spektrum elektromagnetik. Gambar spectrum elektromagnetik di bawah disusun berdasarkan panjang gelombang (diukur dalam satuan _m) mencakup kisaran energi yang sangat rendah, dengan panjang gelombang tinggi dan frekuensi rendah, seperti gelombang radio sampai ke energi yang sangat tinggi, dengan panjang gelombang rendah dan frekuensi tinggi seperti radiasi X-ray dan Gamma Ray.
Contoh spektrum elektromagnetik
1.      Gelombang Radio
Gelombang radio dikelompokkan menurut panjang gelombang atau frekuensinya. Jika panjang gelombang tinggi, maka pasti frekuensinya rendah atau sebaliknya. Frekuensi gelombang radio mulai dari 30 kHz ke atas dan dikelompokkan berdasarkan lebar frekuensinya. Gelombang radio dihasilkan oleh muatan-muatan listrik yang dipercepat melalui kawat-kawat penghantar. Muatan-muatan ini dibangkitkan oleh rangkaian elektronika yang disebut osilator. Gelombang radio ini dipancarkan dari antena dan diterima oleh antena pula. Kamu tidak dapat mendengar radio secara langsung, tetapi penerima radio akan mengubah terlebih dahulu energi gelombang menjadi energi bunyi.

2.      Gelombang mikro
Gelombang mikro (mikrowaves) adalah gelombang radio dengan frekuensi paling tinggi yaitu diatas 3 GHz. Jika gelombang mikro diserap oleh sebuah benda, maka akan muncul efek pemanasan pada benda itu. Jika makanan menyerap radiasi gelombang mikro, maka makanan menjadi panas dalam selang waktu yang sangat singkat. Proses inilah yang dimanfaatkan dalam microwave oven untuk memasak makanan dengan cepat dan ekonomis. Gelombang mikro juga dimanfaatkan pada pesawat RADAR (Radio Detection and Ranging) RADAR berarti mencari dan menentukan jejak sebuah benda dengan menggunakan gelombang mikro. Pesawat radar memanfaatkan sifat pemantulan gelombang mikro. Karena cepat rambat glombang elektromagnetik c = 3 X 108 m/s, maka dengan mengamati selang waktu antara pemancaran dengan penerimaan.

3.      Sinar Inframerah
Sinar inframerah meliputi daerah frekuensi 1011Hz sampai 1014 Hz atau daerah panjang gelombang 10-4 cm sampai 10-1 cm. jika kamu memeriksa spektrum yang dihasilkan oleh sebuah lampu pijar dengan detektor yang dihubungkan pada miliampermeter, maka jarum ampermeter sedikit diatas ujung spektrum merah. Sinar yang tidak dilihat tetapi dapat dideteksi di atas spektrum merah itu disebut radiasi inframerah.
Sinar infamerah dihasilkan oleh elektron dalam molekul-molekul yang bergetar karena benda diipanaskan. Jadi setiap benda panas pasti memancarkan sinar inframerah. Jumlah sinar inframerah yang dipancarkan bergantung pada suhu dan warna benda.

4.      Cahaya tampak
Cahaya tampak sebagai radiasi elektromagnetik yang paling dikenal oleh kita dapat didefinisikan sebagai bagian dari spektrum gelombang elektromagnetik yang dapat dideteksi oleh mata manusia. Panjang gelombang tampak nervariasi tergantung warnanya mulai dari panjang gelombang kira-kira 4 x 10-7 m untuk cahaya violet (ungu) sampai 7x 10-7 m untuk cahaya merah. Kegunaan cahaya salah satunya adlah penggunaan laser dalam serat optik pada bidang telekomunikasi dan kedokteran.

5.      Sinar ultraviolet
Sinar ultraviolet mempunyai frekuensi dalam daerah 1015 Hz sampai 1016 Hz atau dalam daerah panjang gelombagn 10-8 m 10-7 m. gelombang ini dihasilkan oleh atom dan molekul dalam nyala listrik. Matahari adalah sumber utama yang memancarkan sinar ultraviolet dipermukaan bumi,lapisan ozon yang ada dalam lapisan atas atmosferlah yang berfungsi menyerap sinar ultraviolet dan meneruskan sinar ultraviolet yang tidak membahayakan kehidupan makluk hidup di bumi.

6.      Sinar X
Sinar X mempunyai frekuensi antara 10 Hz sampai 10 Hz . panjang gelombangnya sangat pendek yaitu 10 cm sampai 10 cm. meskipun seperti itu tapi sinar X mempunyai daya tembus kuat, dapat menembus buku tebal, kayu tebal beberapa sentimeter dan pelat aluminium setebal 1 cm.

7.      Sinar Gamma
Sinar gamma mempunyai frekuensi antara 10 Hz sampai 10 Hz atau panjang gelombang antara 10 cm sampai 10 cm. Daya tembus paling besar, yang menyebabkan efek yang serius jika diserap oleh jaringan tubuh. Cahaya dapat terpolarisasi karna peristiwa pemantulan, pebiasan dan pemantulan,bias kembar, absorpsi slktif, serta hamburan.

2.5.1    Polarisasi Cahaya
1.      Polarisasi karena pemantulan
Sebuah cahaya alami yang datang pada medium bening, sebagian cahaya akan dibiaskan dan sebagian lagi akan dipantulkan sedemikian hingga sinar tegak lurus terhadap sinar pantul. Sinar pantul berupa sinar terpolarisasi penuh dan sinar bias berupa sinar terpolarisasi bagian.
Hukum Brewster yang merumuskan polarisasi tersebut ditentukan sebagai berikut.
Sin ip/cos ip= n                                                
Tg ip = n
Keterangan:
Ip= sudut polarisasi
n= indeks bias
2.      Polarisasi karena Bias Kembar
Cahaya yang melewati medium dengan satu indeks bias,maka akan bergerak dengan kelajuan yang samakesegala arah. Jika medium yang di lewati cahaya memiliki dua indeks balas,maka kelajuan cahaya tidak sama untuk seegala arah. Hal ini akan menyebabkan cahaya mengalami pembiasan ganda.
3.      Polarisasi karena Absorbsi selektif
Prisip polaroid adalah meneruskan gelobang yang arah getarnya sejajar sumbu transmisi dan menyerap gelombang pada arah getar lainnya. Polaroid ada 2 yaitu polirisator dan analisato. Polarisator berfungsi untuk menghasilkan cahaya terpolarisasi dari cahaya tak terpolarisaai. Analiator berfungsi untuk mengurangi intensitas cahaya terpolarisasi.   
l1=     l0
l2 =l1 cos2   l0 cos2
Keterangan :
l0 = intensitas cahaya tak terpolarisasi
l1= intensitas cahaya yang melewati polarisator
l2=intensitas cahaya yang melewati analisator
𝜃 = suudut antara sumbu transmisi polarisasi dan analisator
4.      Polarisasi karena Hamburan
Jika cahaya datang pada suatu sistem partikel (mmisalnya gas), maka elektro-elektron dalam partikel dapat menyerap dan memancarkan sebagian cahaya. Peristiwa [enyerapan dan pemacaran kembali oleh partikel-partikel disebut hamburan. Hamburan dapat menyebabkan cahaya matahari tak terpolarisasi menjadi cahaya terolarisasi sebagian atau erpolarisasi sempurna.
2.5.2    Interferensi Cahaya
            Interferensi cahaya merupakan perpaduan dari dua gelombang cahaya. Jika kedua gelombang cahaya bersifat koheren, yaitu memiliki frekuensi dan amplitudo sama serta beda fase tetap, maka hasil inteferensinya meliliki pola yang teratur dan dapat ditangkap pada layar berupa garis terang (hasil interferensi maksimum).
1.Interferensi Celah Ganda
Pada percobaan Young, hasil interferensi pada layar berupa garis-garis gelap.
a.       Interferensi maksimum terjadi ketika beda lintasan antara kedua gelombang sama dengan nol atau kelipatan dari panjang golombang.
                  d  = n
Jika sudut sangat kecil maka  tg  =   =  sehigga:  = n
b.      Interferensi minimum terjadi ketika beda lintasannya kelipatan ganjil dari setangah panjang gelombang.
d  =  

2. interferensi pada lapisan tipis
Lapisan tipis oli yang terkena cahaya terlihat memancarkan warna – warna  cahaya tertentu.interferensi pada lapisan tipis ini dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu perbedaan panjang lintasan optik dan perubahan fase sinar pantul.
a.       Interferensi konstruktif
2  =                       keterangan :
 n : indeks bias lapisan tipis
m : bilangan 1, 2, 3, ...
b.      Interferensi destruktif                        t  : tebal lapisan tipis (m)
2  =                                  : panjang gelombang (m)
                                                           : sudut bias
3. percobaan interferensi cahaya oleh fresnet
Untuk penghasilan dua sumber cahaya koheran, fresnel mengunakan dua buah cermin datar yang diletakan sedemikian rupa sehingga permukaan kedua cermin membentuk sudut hempir 180 0 .suatu sumber cahaya monokromatik dipancarakan melalui S. Sinar ini kemudian dipantulkan olehcermin I dan II dan membentuk bayangan maya S1 dan S2, sumber cahaya S1 dan S2merupakan sumber cahaya yang koheren karena berasal dari suatu sumber S.
Contoh soal
1.      Sinar monokromatis yang panjang gelombangnya 800 nm dilewatkan pada dua celah yang terpisah 0,2 mm. Jika percobaan dilakukan di udara, tentukan sudut pisah yang dibentuk oleh garis terang pertama dengan terang kedua!
Pemecahan
Diketahui:              =800 nm = 8 x 10-7 m
                              d =0,2 mm = 2 x 10-4 m
                              n = 1
Ditanyakan:           d sin  = n
                   2 x 10-4 sin  = 1 . 8 x 10-7
                                Sin  =4 x 10-3
                                       = arc sin (4 x 10-3 ) = 0,230
2.      Selaput tipis sabun disinari dalam arah tegak lurus dengan menggunakan cahaya natrium (. Jika indeks bias air sabun sebesar 1,33, tentukan ketebalan minimum selaput sabun yang tampak terang!
Pemecahan
Diketahui: -7 m
                  n = 1,33
Ditanyakan : t
Penyelesaian: 2nt cos (m – )
2 . 1,33 . t . cos 00  = (1 - ) . 5,893 x 10-7
                                              t = 1,108 x 10-7 m = 110,8 nm
                       
2.5.3   Difraksi Cahaya
Difraksi cahaya adalah peristiwa pelenturan gelombang cahaya ketika melewati suatu celah sempit (lebarnya lebih kecil dari panjang gelombang ) sehingga gelombang tampak melebar pada tepi-tepi bayangan yang menjadi kabur.
1.      Pola Difraksi Maksimum
d sin  = n                               dengan n = 1, 2, 3, . . .

2.      Pola Difraksi Minimum
d sin  = (n -  )                                  dengan n = 1, 2, 3, . . .
Kisi adalah peralatan yang memiliki celah yang sangat banyak dengan lebar celah dan jarak antar celah yang sama. Pola difraksi yang dihasilkan oleh kisi jauh lebih tajam bila dibandingkan dengan pola interferensi celah ganda maupun pola difraksi celah tunggal.
d =                                         Keterangan:
                                                d = jarak antar celah (m )
                                                N = jumlah garis/goresan pada kisi    
Contoh soal
Cahaya dengan panjang gelombang 500 nm dijatuhkanpada kisi difraksi. Jika sudut difraksi orde kedua sebesar 530, hitunglah jumlah garis tiap cm pada kisi tersebut!
Pemecahan :
Diketahui:        = 500 nm = 5 x 10-7 m
                         = 530
                                n = 2
Ditanyakan:                 N
Penyelesaian:   d = n    
                        d 0 = 2 . 5 x 10-7
                        d .  = 10-6
                             d = 1,25 x 10-6 m = 1,25 x10-4 cm
                             N =  =  = 8.000 garis/cm

2.5.4   Aplikasi Gelombang Cahaya
1.  Pemantulan Sempurna pada Serat Optik
Penggunaan serat kaca (fiber glass) untuk menyalurkan cahaya dengan peristiwa pemantulan sempurna disebut serat optik (fiber optik). Inti serat optik dibuat dari kaca berkualitas baik yang memiliki indeks bias tinggi. Inti ini dilapisi oleh lapisan tipis kaca yang indeks biasnya rendah. Berkas cahaya dari luar masuk ke ujung serat optik akan menumbuk bidang batas antara kedua medium kaca dengan sudut datang lebih besar dari pada sudut kritis, sehingga terjadi pemantulan sempurna.
Demikian seterusnya sehingga cahaya menempuh sepanjang saluran serat optik dan keluar diujung lainnya tanpa kehilangan intensitas (intensitas cahaya masuk = intensitas cahaya keluar). Metode serat optik misalnya dipakai dibidang komunikasi dan kedokteran (untuk memeriksa bagian dalam tubuh seorang pasien tanpa membedahnya)
2. Daya Urai Lensa
Daya urai lensa adalah kemampuan lensa atau sistem optik untuk memisahkan bayangan dari dua titik sumber cahaya yang terpisah pada jarak minimum. Persamaan umum yang berlaku untuk menentukan daya urai angular  dan daya linear sebagai berikut.
Sin  =
dm =
Keterangan:
                         = sudut yang dibentuk oleh dua objek/daya urai angular (rad)
                         = panjang gelombang cahaya (m)
                        D = diameter diafragma (m)
                        dm = jarak daya urai/daya urai linear (m)
                        L = jarak objek dengan lensa atau diafragma (m)
3.      Polarimeter
Polarimeter adalah alat untuk mengukur konsentrasi larutan optik aktif. Sudut putar yang dialami cahaya apabila melewati larutan optik aktif dirumuskan sebagai berikut.
        = c .
Keterangan:
             = sudut putar analisator
            c = konsentrasi larutan (mol/L)
             = panjang larutan/polarimeter (m)
             = sudut putar polarimeter (L/m . mol)
4.      Efek Doppler
Salah satu aplikasi efek doppler pada radar adalah mengirim pulsa elektromagnetik dan menerima kembali pulsa tersebut jika dipantulkan oleh benda yang bergerak. Dengan mengukur selisih frekuensi antara pulsa yang dikirim dan yang diterima oleh radar, maka kecepatan benda yang bergerak dapat ditentukan.
Efek doppler dapat juga digunakan untuk menghitung kecepatan rotasi matahari, planet-planet, atau bulan. Rotasi matahari menyebabkan perluasan dari garis-garis spektra. Hal ini terjadi karena cahaya dari sisi yang menjauhi bumi menghasilkan pergeseran merah, sedangkan cahaya dari sisi yang mendekati bumi menghasilkan pergeseran biru. Dari kedua pergeseran ini dapat dihitung kecepatan rotasi matahari.
Contoh soal
Jarak antara dua lampu depan sebuah mobil adalah 122 cm. Jika diameter pupil mata seorang pengamat 2 mm dan mata peka terhadap cahaya dengan panjang gelombang 540 nm, tentukan jarak terjauh mobil tersebut agar masih dapat dibedakan sebagai dua lampu yang terpisah!
Pemecahan
Diketahui:       dm = 122 cm = 1,22 m
                         D = 2 mm = 2 x 10-3 m
                          = 540 nm = 5,4 x 10-7 m
Ditanyakan:      L
Penyelesaian:     dm =
                        1,22 =
                             L =  = 3,7 x 103 m = 3,7 km
BAB III
PENUTUP
3.1.   Kesimpulan
Cahaya merupakan gelombang elektromagnetik,sehingga tidak memerlukan medium perambatan. Sebagai gelombang, cahaya dapat mengalami dispersi, pemantulan, pembiasan, difraksi, interferensi, polarisasi, dan efek Doppler. Cahaya juga merupakan dasar ukuran meter: 1 meter adalah jarak yang dilalui cahaya melalui vakum pada 1/299,792,458 detik. Kecepatan cahaya adalah 299,792,458 meter per detik. Cahaya juga memiliki sifat sebagai partikel yang biasa disebut foton. Karena itulah cahaya bisa juga dipandang sebagai kumpulan banyak partikel yang tidak bermassa yang bergerak dengan kecepatan 3×10^8 m/s.
Kecepatan cahaya dalam sebuah vakum adalah 299.792.458 meter per detik (m/s) atau 1.079.252.848,8 kilometer per jam (km/h) atau 186.282.4 mil per detik (mil/s) atau 670.616.629,38 mil per  jam (mil/h). Kecepatan cahaya ditandai dengan huruf  c , yang berasal dari bahasa Latin celeritas yang berarti “kecepatan“, dan juga dikenal sebagai konstanta Einstein
Gelombang dalam ilmu fisika dimaknai sebagai energi yang merambat, atau perambatan energi akan memunculkan gelombang. Perambatan/perpindahan/perjalanan gelombang tidak merubah medium yang dilewatinya, namun hanya memindahkan energinya.
Urutan spektrum gelombang elektromagnetik dari frekuensi terkecil sampai terbesar yaitu sebagai berikut : Gelombang radio dan televisi, Gelombang mikro, Sinar inframerah, Cahaya tampak, Sinar ultraviolet, Sinar-X  dan Sinar gamma.




DAFTAR PUSTAKA