BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.LATAR
BELAKANG
Cahaya tergolong suatu gelombang
namun cahaya tidak tergolong gelombang mekanik, seperti halnya gelombang air
atau gelombang tali. Melainkan gelombang elektromagnetik. Gelombang jenis ini
dapat merambat ke dalam ruang hampa. Contohnya cahaya matahari dapat sampai ke
bumi. Karena cahaya tergolong gelombang, maka cahaya juga memiliki difraksi,
interferensi cahaya, pemantulan, dan pembiasan.
Cahaya juga merupakan gelombang
transversal. Teori gelombangnya menerangkan mengenai interferensi cahaya dengan
cara memproyeksikan sinar violet ke atas kertas perak klorida dan
menghasilkan pola interferensi. Cahaya sangat dibutuhkan oleh manusia, hewan,
dan tumbuhan. Bulan bukanlah sumber cahaya, ia hanya memantulkan cahaya
yang diterimanya dari matahari. Jadi selain dipancarkan cahaya dapat
dipantulkan. Cahaya merambat lurus seperti yang dapat kita lihat pada cahaya
yang keluar dari sebuah lampu teater di ruangan yang gelap atau laser yang
melintasi asap atau debu. Oleh karenanya cahaya yang merambat digambarkan
sebagai garis lurus berarah yang disebut sinar cahaya, sedangkan berkas cahaya
terdiri dari beberapa garis berarah.
1.2.TUJUAN
1.
Memahami Cahaya dan Gelombang
2.
Memahami Cepat Rambat Cahaya
3.
Memahami Energi gelombang,
4.
Memahami Intensitas Gelombang dan Spektrum Gelombang
1.3.RUMUSAN
MASALAH
1.
Apa Pengertian Cahaya dan Gelombang?
2.
Berapa Kecepatan Rambat Cahaya?
3.
Apa Pengertian Energi Gelombang?
4.
Apa Pengertian Intensitas Gelombang dan Spektrum
Gelombang?
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
2.1.
PENGERTIAN CAHAYA DAN GELOMBANG
Cahaya merupakan sejenis energi
berbentuk gelombang elekromagnetik yang bisa dilihat dengan mata dan
gelombang ini tentunya membawa energi. Jadi sebenarnya cahaya itu sendiri
merupakan salah satu bentuk energi. Energi ini bergerak bersama gelombang itu
sendiri. Cahaya juga merupakan dasar ukuran meter: 1 meter adalah jarak yang
dilalui cahaya melalui vakum pada 1/299,792,458 detik. Kecepatan cahaya adalah
299,792,458 meter per detik. Cahaya juga memiliki sifat sebagai partikel yang
biasa disebut foton. Karena itulah cahaya bisa juga dipandang sebagai
kumpulan banyak partikel yang tidak bermassa yang bergerak dengan kecepatan
3×10^8 m/s.
Gelombang elektromagnetik dapat digambarkan sebagai dua buah
gelombang yang merambat secara transversal pada dua buah bidang tegak lurus
yaitu medan magnetik dan medan listrik. Merambatnya gelombang magnet akan
mendorong gelombang listrik, dan sebaliknya, saat merambat, gelombang listrik
akan mendorong gelombang magnet. Diagram di atas menunjukkan gelombang cahaya
yang merambat dari kiri ke kanan dengan medan listrik pada bidang vertikal dan
medan magnet pada bidang horizontal.
Cahaya diperlukan dalam kehidupan
sehari-hari. Matahari adalah
sumber cahaya utama diBumi. Tumbuhan hijau
memerlukan cahaya untuk membuat makanan. Sifat-sifat cahaya ialah, cahaya
bergerak lurus ke semua arah. Buktinya adalah kita dapat melihat sebuah lampu
yang menyala dari segala penjuru dalam sebuah ruang gelap. Apabila cahaya
terhalang, bayanganyang dihasilkan disebabkan cahaya yang bergerak lurus tidak
dapat berbelok, namun cahaya dapat dipantulkan. Keadaan
ini disebut sebagai pantulan
cahaya. Cahaya dipesongkan apabila bergerak secara serong melalui medium yang
berbeza seperti melalui udara melalui kaca melalui air . Keadaan ini disebut sebagai pembiasan cahaya. Cahaya
bergerak lebih laju melalui udara daripada melalui air .Cahaya juga bergerak lebih laju
melalui udara daripada melalui kaca. Oleh itu cahaya yang bergerak secara
serong dipesong kanapa bila melalui dua medium yang berbeda. Cahaya yang
bergerak lurus melalui medium yang berbeda tidak dibiaskan. Cahaya
dibiaskan apabila bergerak miring melalui medium yang berbeda seperti dari
udara ke kaca lalu melewati air. Keadaan ini disebut sebagai pembiasan cahaya.
Hal ini karena cahaya bergerak lebih cepat di medium yang kurang padat. Namun
cahaya yang datang dengan sudut datang 90 derajat, (tegak lurus) melalui medium
yang berbeda tidak dibiaskan. Contoh hal pembiasan dalam hal sehari-hari
adalah seperti pada kasus sedotan minuman yang kelihatan bengkok dan lebih
besar di dalam air , atau pada
kasus dasar kolam kelihatan lebih cetek dari kedalaman sebenarnya.
2.1.1
Teori Tentang Cahaya
a. Teori abad
ke-10.
Ilmuwan Abu Ali
Hasan Ibn Al-Haitham (965–sekitar 1040), dikenal juga sebagai Alhazen,
mengembangkan teori yang menjelaskan penglihatan, menggunakan geometri dan
anatomi. Teori itu menyatakan bahwa setiap titik pada daerah yang
tersinari cahaya, mengeluarkan sinar cahaya ke segala arah, namun hanya satu
sinar dari setiap titik yang masuk ke mata secara tegak lurus yang dapat
dilihat. Cahaya lain yang mengenai mata tidak secara tegak lurus tidak
dapat dilihat. Dia menggunakan kamera lubang jarum sebagai contoh, yang
menampilkan sebuah citra terbalik. Alhazen menganggap bahwa sinar cahaya adalah
kumpulan partikel kecil yang bergerak pada kecepatan tertentu. Dia juga
mengembangkan teori Ptolemy tentang
refraksi cahaya namun usaha Alhazen tidak dikenal diEropa sampai pada akhir
abad 16.
Isaac Newton menyatakan
dalam Hypothesis of Light pada1675 bahwa
cahaya terdiri dari partikel halus (corpuscles) yang memancar ke semua arah
dari sumbernya. Teori ini dapat digunakan untuk menerangkan pantulan cahaya,
tetapi hanya dapat menerangkan pembiasan dengan
menganggap cahaya menjadi lebih cepat ketika memasuki medium yang
padat tumpat karena daya tarik gravitasi lebih kuat.
Christiaan Huygens menyatakan
dalam abad ke-17 yang
cahaya dipancarkan ke semua arah sebagai ciri-ciri gelombang. Pandangan ini
menggantikan teori partikel halus. Ini disebabkan oleh karena gelombang tidak
diganggu oleh gravitasi, dan gelombang menjadi lebih lambat ketika memasuki
medium yang lebih padat. Teori gelombang ini menyatakan bahwa gelombang cahaya
akan berinterferensi dengan gelombang cahaya yang lain seperti gelombang bunyi (seperti
yang disebut oleh Thomas Young pada kurun ke-18), dan
cahaya dapat dipolarisasikan.
Kelemahan teori ini adalah gelombang cahaya seperti gelombang bunyi, memerlukan
medium untuk dihantar. Suatu hipotesis yang disebut luminiferous
aether telah diusulkan, tetapi hipotesis itu tidak disetujui.
Pada 1845 Faraday menemukan bahwa
sudut polarisasi dari sebuah sinar cahaya ketika sinar tersebut masuk melewati
material pemolarisasi dapat diubah dengan medan magnet.Ini adalah bukti pertama
kalau cahaya berhubungan dengan Elektromagnetisme. Faraday mengusulkan
pada tahun 1847 bahwa cahaya adalah getaran elektromagnetik berfrekuensi tinggi
yang dapat bertahan walaupun tidak ada medium. Teori ini diusulkan oleh James Clerk Maxwell pada akhir abad ke-19, menyebut
bahwa gelombang cahaya adalah gelombang elektromagnet sehingga tidak memerlukan
medium untuk merambat. Pada permukaannya dianggap gelombang cahaya disebarkan melalui
kerangka acuan yang
tertentu, seperti aether, tetapi teori relativitas khusus
menggantikan anggapan ini. Teori elektromagnet menunjukkan yang sinar kasat
mata adalah sebagian daripada spektrum elektromagnet. Teknologi penghantaran
radio diciptakan berdasarkan teori ini dan masih digunakan. Kecepatan cahaya
yang konstan berdasarkan persamaan Maxwell berlawanan dengan hukum-hukum
mekanis gerakan yang telah bertahan sejak zaman Galileo, yang menyatakan bahwa
segala macam laju adalah relatif terhadap laju sang pengamat. Pemecahan
terhadap kontradiksi ini kelak akan ditemukan oleh Albert Einstein.
Teori ini di mulai pada abad ke-19
oleh Max Planck , yang
menyatakan pada tahun 1900 bahwa
sinar cahaya adalah terdiri dari paket (kuantum) tenaga
yang dikenal sebagai photon. Penghargaan Nobel
menghadiahkan Planck anugerah fisika pada 1918 untuk
kerja-kerjanya dalam penemuan teori
kuantum, walaupun dia bukannya orang yang pertama memperkenalkan prinsip asas
partikel cahaya.
f. Teori
Dualitas Partikel-Gelombang.
Teori ini
menggabungkan tiga teori yang sebelumnya, dan menyatakan bahwa cahaya adalah
partikel dan gelombang. Ini adalah teori modern yang menjelaskan sifat-sifat
cahaya, dan bahkan sifat-sifat partikel secara umum. Teori ini pertama kali
dijelaskan oleh Albert
Einstein pada awal abad 20, berdasarkan dari karya tulisnya tentang efek fotolistrik , dan hasil
penelitian Planck. Einstein menunjukkan bahwa energi sebuah foton sebanding
dengan frekuensinya. Lebih umum lagi, teori tersebut menjelaskan bahwa semua
benda mempunyai sifat partikel dan gelombang, dan berbagai macam eksperimen
dapat di lakukan untuk membuktikannya. Sifat partikel dapat lebih mudah dilihat
apabila sebuah objek mempunyai massa yang besar. Pada pada tahun 1924
eksperimen oleh Louis de Broglie menunjukan elektron juga
mempunyai sifat dua litas partikel-gelombang. Einstein mendapatkan penghargaan
Nobel pada tahun 1921 atas karyanya tentang dualitas partikel-gelombang pada
foton, dan de Broglie mengikuti jejaknya pada tahun 1929 untuk
partikel-partikel yang lain.
2.1.2
Hukum Cahaya
Hukum
Snellius adalah
rumus matematika yang meberikan hubungan antara sudut datang dan sudut bias
pada cahaya atau gelombang lainnya yang melalui batas antara dua medium
isotropik berbeda, seperti udara dan gelas. Nama hukum ini diambil dari
matematikawan Belanda Willebrord Snellius, yang merupakan salah satu penemunya. Hukum ini juga
dikenal sebagai Hukum Descartes
atau Hukum Pembiasan.
Hukum ini menyebutkan bahwa sinus
sudut datang dan sudut bias adalah konstan, yang tergantung pada medium. Perumusan lain yang ekivalen
adalah nisbah sudut datang dan sudut bias sama dengan nisbah kecepatan cahaya pada kedua medium, yang sama dengan kebalikan nisbah indeks bias.
Perumusan matematis hukum Snellius
adalah
atau
atau
Lambang merujuk
pada sudut datang dan sudut bias, dan pada kecepatan cahaya sinar datang dan sinar bias. Lambang merujuk pada indeks bias
medium yang dilalui sinar datang, sedangkan adalah indeks bias medium yang dilalui sinar bias. Hukum Snellius dapat
digunakan untuk menghitung sudut datang atau sudut bias, dan dalam eksperimen
untuk menghitung indeks bias suatu
bahan.
Pada tahun 1637, René Descartes secara
terpisah menggunakan argumen heuristik kekekalan
momentum dalam bentuk sinus dalam tulisannya Discourse on Method untuk
menjelaskan hukum ini. Cahaya dikatakan
mempunyai kecepatan yang lebih tinggi pada medium yang lebih padat karena cahaya adalah gelombang yang timbul
akibat terusiknya plenum, substansi kontinu yang membentuk alam semesta. Dalam
bahasa Perancis, hukum Snellius disebut la loi de
Descartes atau loi de Snell-Descartes.
Sebelumnya, antara tahun 100 hingga
170 Ptolemeus dari Thebaid menemukan hubungan empiris sudut
bias yang hanya akurat pada sudut kecil.[1] Konsep hukum Snellius pertama kali dijelaskan
secara matematis dengan akurat pada tahun 984 oleh Ibn Sahl dari Baghdad dalam
manuskripnya On Burning Mirrors and Lenses[2][3]. Dengan
konsep tersebut Ibn Sahl mampu membuat lensa yang dapat
memfokuskan cahaya tanpa aberasi geometri yang dikenal sebagai kanta asperik.
Manuskrip Ibn Sahl ditemukan oleh Thomas Harriot pada tahun 1602, [4] tetapi
tidak dipublikasikan walaupun ia bekerja dengan Johannes Keppler pada bidang ini.
Pada tahun 1678, dalam Traité de
la Lumiere, Christiaan Huygens menjelaskan hukum
Snellius dari penurunan prinsip Huygens tentang
sifat cahaya sebagai gelombang. Hukum Snellius dikatakan, berlaku
hanya pada medium isotropik
atau "teratur" pada kondisi cahaya monokromatik yang hanya mempunyai frekuensi tunggal,
sehingga bersifat reversibel. Hukum
Snellius dijabarkan kembali dalam rasio sebagai berikut:
2.1.3
Pantulan Cahaya Bergantung Kepada Jenis Permukaan.
Citra dapat dilihat di dalam cermin
karena ada pantulan cahaya. Pantulan cahaya itu lebih baik dan teratur pada
permukaan yang rata. Pantulan cahaya agak kabur pada permukaan yang tidak rata.
Cermin dan permukaan air yang jernih serta tenang adalah pemantul cahaya
yang baik. Ini membuat kita dapat melihat wajah dan badan kita didalam cermin.
2.1.4
Warna-warna Dalam Cahaya Matahari.
Cahaya putih matahari terdiri
daripada tujuh warna yaitu merah, jingga, kuning,
hijau, biru, nila (indigo), dan ungu. Apabila ketujuh warna ini bercampur,
cahaya putihakan
dihasilkan. Warna-warna dalam cahaya putih matahari dapat dipecahkan dengan
menggunakan prisma menjadi
jalur warna. Jalur warna ini dikenal sebagai spektrum sedangkan
pemecahan cahaya putih kepada spektrum ini dikenal sebagai penyerakan cahaya. Pelangi adalah
contoh spektrum yang terbentuk secara alamiah. Pelangi terbentuk selepas hujan, ketika
cahaya matahari dibiaskan oleh tetesan air hujan. Tetesan air itu hujan
bertindak sebagai prisma yang menyerakkan cahaya matahari menjadi tujuh warna.
a. Penyerakan
Cahaya Putih Matahari.
Spektrum
warna terbentuk karena cahaya yang berlainan warna terbias pada sudut yang
berlainan. Cahaya ungu terbias dengan sudut paling besar. Cahaya merah terbias
dengan sudut paling kecil. Warna-warna
spectrum dapat digabungkan semula bagi menghasilkan cahaya putih dengan
menggunakan dua prisma.
b. Panjang
Gelombang Tampak.
Cahaya
tampak adalah bagian spektrum yang mempunyai panjang gelombang antara
lebih kurang 400 nanometer ( nm) dan
800 nm (dalam udara).
c. Warna dan
Panjang Gelombang.
Panjang
gelombang yang berbeda-beda diinterpretasikan oleh otak manusia sebagai warna, dengan
merah adalah
panjang gelombang terpanjang (frekuensi paling rendah) hingga keungu dengan
panjang gelombang terpendek (frekuensi paling tinggi). Cahaya dengan frekuensi
di bawah 400 nm dan di atas 700 nm tidak dapat dilihat manusia. Cahaya
disebut sebagai sinar ultraviolet pada batas
frekuensi tinggi dan inframerah (IR atau
infrared) pada batas frekuensi rendah. Walaupun manusia tidak dapat
melihat sinar inframerah kulit manusia dapat merasakannya dalam
bentuk panas. Ada juga camera yang dapat menangkap sinar Inframerah dan
mengubahnya menjadi sinar tampak. Kamera seperti ini disebut night vision
camera. Radiasi ultaviolet tidak dirasakan sama sekali oleh manusia kecuali
dalam jangka paparan yang lama, hal ini dapat menyebabkan kulit terbakar
dan kanker kulit. Beberapa
hewan seperti lebah dapat
melihat sinar ultraviolet, sedangkan hewan-hewan lainnya seperti Ular Viper
dapat merasakan IR dengan organ khusus.
d. Gelombang
Cahaya.
Gelombang
cahaya boleh dipecahkan kepada dua komponen; medan elektrik dan magnetik. Medan
elektrik dan medan magnetik cahaya adalah berkaitan antara satu sama lain.
e. Pengukuran
Cahaya.
Berikut
kuantitas yang digunakan untuk mengukur cahaya :
2.1.5
Sumber Cahaya.
Berikut merupakan sumber-sumber
cahaya, yaitu :
·
Radiasi panas (radiasi benda hitam) meliputi
bola lampu, matahari, dan partikel padat bercahaya dalam suhu tinggi.
·
Emisi spektral atomik meliputi laser dan maser ,light emitting diode, lampu gas
(lampu neon, lampu air raksa lamps dsb),
dan api dari gas.
·
Percepatan dari partikal bebas bermuatan (biasanya
sebuah elektron) meliputi radiasi
siklotron, radiasi Bremsstrahlung, dan
radiasi Cherenkov.
·
Anihilasi partikel-anti partikel
2.2. KECEPATAN
CAHAYA
Kecepatan cahaya dalam sebuah vakum adalah
299.792.458 meter per
detik (m/s) atau 1.079.252.848,8 kilometer per jam (km/h) atau
186.282.4 mil per detik (mil/s) atau
670.616.629,38 mil per jam (mil/h).
Kecepatan cahaya ditandai
dengan huruf c , yang berasal dari bahasa Latin celeritas
yang berarti “kecepatan“, dan juga
dikenal sebagai konstanta Einstein. Kecepatan
tepatnya adalah sebuah definisi, bukan sebuah ukuran, karena meter sendiri
didefinisikan dari segi kecepatan cahaya dan detik. Kecepatan
cahaya melalui sebuah medium (yang berarti bukan dalam vakum) adalah kurang
dari c (mendefinisikan indeks
pemantulan medium tersebut).
Rumus Kecepatan Cahaya.
v
= λ .f ,
Dimana λ adalah panjang
gelombang, f adalah frekuensi, v adalah kecepatan cahaya. Kalau cahaya
bergerak di dalam vakum, jadi v = c, jadi c = λ f , Di mana c
adalah laju cahaya. Kita boleh menerangkan v sebagai Di mana n adalah konstan (indeks biasan) yang mana
adalah sifat material yang dilalui oleh cahaya
Beberapa ilmuwan mencoba untuk
mengukur laju cahaya, yakni :
·
Pada tahun 1629, Isaac Beeckman melakukan pengamatan sinar flash
yang dipantulkan oleh cermin dari jarak 1 mil (1,6 kilometer).
·
Pada tahun 1638, Galileo Galilei berusaha
untuk mengukur laju cahaya dari waktu tunda antara sebuah cahaya lentera dengan
persepsi dari jarak cukup jauh.
·
Pada tahun 1667, percobaan Galileo Galilei diteliti
oleh Accademia del Cimento of Florence, dengan rentang 1 mil, tetapi
tidak terdapat waktu tunda yang dapat diamati. Berdasarkan perhitungan modern,
waktu tunda pada percobaan itu seharusnya adalah 11 mikrodetik. Dan Galileo
Galilei mengatakan bahwa pengamatan itu tidak menunjukkan bahwa cahaya
mempunyai kecepatan yang tidak terhingga, tetapi hanya menunjukkan bahwa cahaya
mempunyai laju yang sangat tinggi.
·
Pada tahun 1676, sebuah percobaan awal untuk
mengukur laju cahaya dilakukan oleh Ole Christensen Rømer, seorang
ahli fisika Denmark dan anggota
grup astronomi dari French Royal Academy of Sciences. Dengan menggunakan
teleskop, Ole Christensen Rømer mengamati gerakan planet Jupiter dan salah
satu bulan satelitnya, bernama Io. Dengan menghitung pergeseran periode orbit Io, Rømer memperkirakan jarak tempuh
cahaya pada diameter orbit bumi
sekitar 22 menit. Jika pada saat itu Rømer mengetahui angka diameter orbit
bumi, perhitungan laju cahaya yang dibuatnya akan mendapatkan angka 227×106
meter/detik. Dengan data Rømer ini, Christiaan Huygens mendapatkan estimasi kecepatan cahaya pada sekitar
220×106 meter/detik.
·
Penemuan awal penemuan grup ini diumumkan oleh Giovanni Domenico Cassini pada tahun 1675, periode Io, bulan satelit planet Jupiter dengan
orbit terpendek, nampak lebih pendek pada saat Bumi bergerak mendekati Jupiter daripada
pada saat menjauhinya. Rømer mengatakan hal ini terjadi karena cahaya bergerak
pada kecepatan yang konstan.
·
Pada bulan September 1676, berdasarkan asumsi ini,
Rømer memperkirakan bahwa pada tanggal 9 November 1676, Io akan muncul dari
bayang-bayang Jupiter 10 menit lebih lambat daripada kalkulasi berdasarkan
rata-rata kecepatannya yang diamati pada bulan Agustus 1676. Setelah perkiraan
Rømer terbukti dia diundang oleh French
Academy of Sciences untuk menjelaskan metode yang digunakan untuk hal
tersebut. Diagram di samping adalah replika diagram yang digunakan Rømer dalam
penjelasan tersebut
·
Pada tahun 1704, Isaac Newton juga
menyatakan bahwa cahaya bergerak pada laju konstan. Dalam bukunya berjudul Opticks,
Newton menyatakan besaran laju cahaya senilai 16,6 x diamater Bumi per detik
(210.000 kilometer/detik).
Teori James
Bradley
Diagram
Hippolyte Fizeau
·
Pada tahun 1725, James Bradley mengatakan, cahaya bintang yang tiba
di Bumi akan nampak seakan-akan berasal dari sudut yang kecil, dan dapat
dikalkulasi dengan membandingkan kecepatan Bumi pada orbitnya dengan kecepatan
cahaya. Kalkulasi laju cahaya oleh Bradley adalah sekitar 298.000
kilometer/detik (186.000 mil/detik). Teori Bradley dikenal sebagai stellar
aberration. Sinar cahaya yang datang bintang 1 membutuhkan waktu untuk mencapai bumi, dan pada saat sinar
tersebut tiba, bumi telah bergeser pada orbitnya, sehingga seolah-olah kita
melihat sinar cahaya tersebut datang dari bintang di lokasi 2.
·
Pada tahun 1849, pengukuran laju cahaya, yang lebih
akurat, dilakukan di Eropa oleh Hippolyte Fizeau. Fizeau menggunakan roda sprocket
yang berputar untuk meneruskan cahaya dari sumbernya ke sebuah cermin yang diletakkan sejauh beberapa
kilometer. Pada kecepatan rotasi tertentu, cahaya sumber akan melalui sebuah
kisi, menempuh jarak menuju cermin, memantul kembali dan tiba pada kisi
berikutnya. Dengan mengetahui jarak cermin, jumlah kisi, kecepatan putar roda,
Fizeau mendapatkan kalkulasi laju cahaya pada 313×106 meter/detik.
·
Pada tahun 1862, Léon Foucault bereksperimen dengan penggunaan
cermin rotasi dan mendapatkan angka 298×106 meter/detik.
·
Albert Abraham Michelson melakukan percobaan-percobaan dari
tahun 1877 hingga
tahun 1926 untuk
menyempurnakan metode yang digunakan Foucault dengan penggunaan cermin rotasi
untuk mengukur waktu yang
dibutuhkan cahaya pada 2 x jarak tempuh antara Gunung Wilson dan Gunung San
Antonio, di California. Hasil
pengukuran menunjukkan 299.796.000 meter/detik. Beliau wafat lima tahun
kemudian pada tahun 1931.
·
Pada tahun 1946, saat pengembangan cavity
resonance wavemeter untuk penggunaan pada radar, Louis Essen dan A. C. Gordon-Smith menggunakan gelombang mikro dan teori elektromagnetik untuk
menghitung laju cahaya. Angka yang didapat adalah
299.792±3 kilometer/detik.
·
Pada tahun 1950, Essen mengulangi pengukuran
tersebut dan mendapatkan angka 299.792.5±1 kilometer/detik, yang menjadi
acuan bagi 12th General Assembly of the Radio-Scientific Union pada
tahun 1957.
Angka yang paling akurat ditemukan
di Cambridge pada pengukuran melalui kondensat Bose-Einstein dengan elemen
Rubidium. Tim pertama dipimpin oleh Dr. Lene Vestergaard Hau dari
Harvard University and the Rowland Institute for Science. Tim yang kedua
dipimpin oleh Dr. Ronald L. Walsworth, dan, Dr. Mikhail D. Lukin dari the Harvard-Smithsonian Center
for Astrophysics.
Notasi laju cahaya (c)
mempunyai makna "konstan" atau tetap yang digunakan sebagai notasi
laju cahaya dalam ruang hampa udara, namun terdapat juga penggunaan notasi c
untuk laju cahaya dalam medium material sedangkan c0 untuk kecepatan
cahaya dalam ruang hampa udara. Notasi subskrip ini dimaklumkan karena dalam
literatur SI sebagai bentuk standar notasi pada suatu
konstanta, ada juga berbentuk seperti: konstanta magnetik µ0, konstanta elektrik e0, impedansi ruang kamar Z0.
Menurut Albert Einstein dalam teori
relativitas, c
adalah konstanta penting yang menghubungkan ruang dan waktu dalam satu kesatuan
struktur dimensi ruang waktu. Di dalamnya, c mendefinisikan konversi
antara materi dan energi] E=mc2,
dan batas tercepat waktu tempuh materi dan energi tersebut. c juga
merupakan kecepatan tempuh semua radiasi elektromagnetik dalam ruang kamar dan diduga juga
merupakan kecepatan gelombang gravitasi. Dalam
teori ini, sering digunakan satuan natural units di mana c=1, sehingga notasi
c tidak lagi digunakan.
2.3.ENERGI
GELOMBANG
Materi, energi dan gelombang memiliki hubungan yang tidak
terpisahkan, karena masing-masing keberadaannya dipengaruhi oleh yang lainnya.
Energi memiliki sifat partikel (materi) dan materi memiliki sifat gelombang. Setiap
hari alam semesta secara alamiah sudah menyediakan berbagai macam gelombang,
seperti gelombang laut, gelombang suara sampai gelombang cahaya yang selalu
dipancarkan oleh matahari.
Diluar yang alamiah, rekayasa
teknologi manusia mampu menciptakan gelombang-gelombang tertentu yang bisa
dimanfaatkan untuk keperluan mansuia, mulai dari gelombang radio, TV, oven
microwave, hand phone sampai gelombang sinar X dan sinar gamma. Untuk beberapa
keperluan manusia membuat stasiun-stasiun pemancar gelombang yang bisa memancarkan
bermacam-macam gelombang. Bukan hanya pada ilmu fisika kita mengenal
gelombang. Saat ini sudah banyak dipelajari bahwa manusia baik secara fisik
(lahir) maupun non fisik (batin) juga selalu memancarkan dan menerima
gelombang. Gelombang yang ada dalam diri manusia diyakini mampu diolah dan didayagunakan
untuk mencapai kesuksesan. Bahkan sudah banyak orang-orang sukses yang
membenarkan bahwa ada sejenis gelombang-gelombang tertentu yang keluar dan
masuk dalam diri mereka, yang membuat mereka mampu melewati batas dan menjadi
orang sukses.
Gelombang memiliki bermacam-macam
sifat dan bentuk, perbedaan frekuensi dan panjang gelombang. Untuk lebih
mudahnya kita lihat pembagian kategori gelombang dalam ilmu fisika :
Gelombang menurut arah getarnya :
- Gelombang Transversal : gelombang yang arah getarnya tegak lurus terhadap arah rambatannya. Contoh: gelombang pada tali , gelombang permukaan air, gelombang cahaya, gelombang elektomagnetik, dll.
- Gelombang Longitudinal : gelombang yang arah getarnya sejajar atau berimpit dengan arah rambatannya. Contoh: gelombang bunyi (suara) dan gelombang pada pegas.
Gelombang menurut amplitudo dan fasenya :
- Gelombang Berjalan: gelombang yang amplitudo dan fasenya sama di setiap titik yang dilalui gelombng.
- Gelombng Diam (stasioner) adalah gelombang yang amplitudo dan fasenya berubah (tidak sama) di setiap titik yang dilalui gelombang.
Gelombang menurut medium perantaranya :
- Gelombang mekanik adalah sebuah gelombang yang dalam perambatannya memerlukan perantara (medium), yang menyalurkan energi untuk keperluan proses perambatan sebuah gelombang. Suara merupakan salah satu contoh gelombang mekanik yang merambat melalui perubahan tekanan udara dalam ruang (rapat-renggangnya molekul-molekul udara). Tanpa udara, suara tidak bisa dirambatkan. Di pantai dapat dilihat ombak, yang merupakan gelombang mekanik yang memerlukan air sebagai mediumnya. Contoh lain misalnya gelombang pada tali.
- Gelombang Elektromagnetik adalah gelombang yang didalam perambatannya tidak memerlukan medium perantara. Contoh : cahaya, sinar gamma (γ), sinar X, sinar ultra violet, cahaya tampak, infra merah, gelombang radar, gelombang TV, gelombang radio.
Gelombang elektromagnetik dianggap
tidak memerlukan medium perantara, bukannya karena tidak ada, tetapi karena
para ilmuwan sampai sekarang ini belum menemukan seperti apa medium perantara
gelombang elektromagnetik. Untuk sementara ini, beberapa ilmuwan menamakan
medium itu dengan ether.
Penemuan gelombang elektromagnetik
membawa perubahan yang sangat besar dalam pengetahuan manusia. Sekalipun belum
diketahui medium perantaranya, namun telah mampu dimanfaatkan secara luas dalam
berbagai bidang kehiudpan manusia.
Gelombang eletromagnetik merupakan radiasi elektromagnetik, atau kombinasi medan listrik dan medan magnet yang berosilasi dan merambat lewat ruang dan membawa energi dari satu tempat ke tempat yang lain. Cahaya merupakan salah satu bentuk radiasi elektromagnetik.
Gelombang eletromagnetik merupakan radiasi elektromagnetik, atau kombinasi medan listrik dan medan magnet yang berosilasi dan merambat lewat ruang dan membawa energi dari satu tempat ke tempat yang lain. Cahaya merupakan salah satu bentuk radiasi elektromagnetik.
2.4. INTENSITAS
GELOMBANG
Intensitas gelombang (I) adalah
jumlah energi yang dipindahkan melewati luasansuatu medium tiap satuan waktu.
Sehingga untuk menghitung intensitas gelombang perlumengetahui energi yang
dibawa oleh gelombang ultrasonik dan untuk sebuah permukaanintensitas gelombang
ultrasonik (I) diberikan dalam bentuk persamaan :
Dengan :
ρ = masa
jenis (Kg / m3)
f = frekuensi (Hz)
v = Kecepatan Gelombang Ultrasonik (m/s2)
A = Amplitudo Maksimal (m)
Z = ρ v =
Impedansi akustik (Kg/m2s)
w = 2πf = frekuensi sudut (rad/s)
Jika kita mmpunyai f tetap maka I
merupakan fungsi dari A dan Z. sedangkan jika intensitasdianggap konstan maka
hubungan antara A dan Z ialah berbanding terbalik. Dengan kata lainadalah jika
A bertambah maka Z berkurang.Z merupakan impedansi akustik yang dialami oleh
gelombang jika mengenai materi. Hal inimembuktikan bahwa impedansi tiap zat
berbeda. Z zat padat > Z zat cair > zat gas. Hal ini biasdibuktikan
dengan besar massa jenisnya. Dimana V merupakan fungsi dari tekanan
dantemperature ( V (P,T)). Jika gelombang ultrasonic dipancarkan kedalam
medium yang terdiri dariuap dan air nilainya akan berbeda seiring dengan
kecepatan aliran. Semakin cepat aliranamplitude yang dihasilkan akan semakin
rendah.
2.5. SPEKTRUM
CAHAYA
Susunan
semua bentuk gelombang elektromagnetik berdasarkan panjang gelombang dan
frekuensinya disebut spektrum elektromagnetik. Gambar spectrum elektromagnetik
di bawah disusun berdasarkan panjang gelombang (diukur dalam satuan _m)
mencakup kisaran energi yang sangat rendah, dengan panjang gelombang tinggi dan
frekuensi rendah, seperti gelombang radio sampai ke energi yang sangat tinggi,
dengan panjang gelombang rendah dan frekuensi tinggi seperti radiasi X-ray dan
Gamma Ray.
Contoh
spektrum elektromagnetik
1.
Gelombang Radio
Gelombang radio dikelompokkan
menurut panjang gelombang atau frekuensinya. Jika panjang gelombang tinggi,
maka pasti frekuensinya rendah atau sebaliknya. Frekuensi gelombang radio mulai
dari 30 kHz ke atas dan dikelompokkan berdasarkan lebar frekuensinya. Gelombang
radio dihasilkan oleh muatan-muatan listrik yang dipercepat melalui kawat-kawat
penghantar. Muatan-muatan ini dibangkitkan oleh rangkaian elektronika yang
disebut osilator. Gelombang radio ini dipancarkan dari antena dan diterima oleh
antena pula. Kamu tidak dapat mendengar radio secara langsung, tetapi penerima
radio akan mengubah terlebih dahulu energi gelombang menjadi energi bunyi.
2.
Gelombang mikro
Gelombang mikro (mikrowaves) adalah
gelombang radio dengan frekuensi paling tinggi yaitu diatas 3 GHz. Jika
gelombang mikro diserap oleh sebuah benda, maka akan muncul efek pemanasan pada
benda itu. Jika makanan menyerap radiasi gelombang mikro, maka makanan menjadi
panas dalam selang waktu yang sangat singkat. Proses inilah yang dimanfaatkan
dalam microwave oven untuk memasak makanan dengan cepat dan ekonomis. Gelombang
mikro juga dimanfaatkan pada pesawat RADAR (Radio Detection and Ranging) RADAR
berarti mencari dan menentukan jejak sebuah benda dengan menggunakan gelombang
mikro. Pesawat radar memanfaatkan sifat pemantulan gelombang mikro. Karena
cepat rambat glombang elektromagnetik c = 3 X 108 m/s, maka dengan mengamati
selang waktu antara pemancaran dengan penerimaan.
3.
Sinar Inframerah
Sinar inframerah meliputi daerah
frekuensi 1011Hz sampai 1014 Hz atau daerah panjang gelombang 10-4 cm sampai
10-1 cm. jika kamu memeriksa spektrum yang dihasilkan oleh sebuah lampu pijar
dengan detektor yang dihubungkan pada miliampermeter, maka jarum ampermeter
sedikit diatas ujung spektrum merah. Sinar yang tidak dilihat tetapi dapat
dideteksi di atas spektrum merah itu disebut radiasi inframerah.
Sinar infamerah dihasilkan oleh
elektron dalam molekul-molekul yang bergetar karena benda diipanaskan. Jadi
setiap benda panas pasti memancarkan sinar inframerah. Jumlah sinar inframerah
yang dipancarkan bergantung pada suhu dan warna benda.
4.
Cahaya tampak
Cahaya tampak sebagai radiasi
elektromagnetik yang paling dikenal oleh kita dapat didefinisikan sebagai
bagian dari spektrum gelombang elektromagnetik yang dapat dideteksi oleh mata
manusia. Panjang gelombang tampak nervariasi tergantung warnanya mulai dari
panjang gelombang kira-kira 4 x 10-7 m untuk cahaya violet (ungu) sampai 7x
10-7 m untuk cahaya merah. Kegunaan cahaya salah satunya adlah penggunaan laser
dalam serat optik pada bidang telekomunikasi dan kedokteran.
5.
Sinar ultraviolet
Sinar ultraviolet mempunyai
frekuensi dalam daerah 1015 Hz sampai 1016 Hz atau dalam daerah panjang
gelombagn 10-8 m 10-7 m. gelombang ini dihasilkan oleh atom dan molekul dalam
nyala listrik. Matahari adalah sumber utama yang memancarkan sinar ultraviolet
dipermukaan bumi,lapisan ozon yang ada dalam lapisan atas atmosferlah yang
berfungsi menyerap sinar ultraviolet dan meneruskan sinar ultraviolet yang
tidak membahayakan kehidupan makluk hidup di bumi.
6.
Sinar X
Sinar X mempunyai frekuensi antara
10 Hz sampai 10 Hz . panjang gelombangnya sangat pendek yaitu 10 cm sampai 10
cm. meskipun seperti itu tapi sinar X mempunyai daya tembus kuat, dapat
menembus buku tebal, kayu tebal beberapa sentimeter dan pelat aluminium setebal
1 cm.
7.
Sinar Gamma
Sinar gamma mempunyai frekuensi
antara 10 Hz sampai 10 Hz atau panjang gelombang antara 10 cm sampai 10 cm.
Daya tembus paling besar, yang menyebabkan efek yang serius jika diserap oleh
jaringan tubuh. Cahaya dapat terpolarisasi karna
peristiwa pemantulan, pebiasan dan pemantulan,bias kembar, absorpsi slktif,
serta hamburan.
2.5.1 Polarisasi
Cahaya
1.
Polarisasi
karena pemantulan
Sebuah
cahaya alami yang datang pada medium bening, sebagian cahaya akan dibiaskan dan
sebagian lagi akan dipantulkan sedemikian hingga sinar tegak lurus terhadap
sinar pantul. Sinar pantul berupa sinar terpolarisasi penuh dan sinar bias berupa
sinar terpolarisasi bagian.
Hukum
Brewster yang merumuskan polarisasi tersebut ditentukan sebagai berikut.
Sin
ip/cos ip= n
Tg
ip = n
Keterangan:
Ip=
sudut polarisasi
n=
indeks bias
2.
Polarisasi
karena Bias Kembar
Cahaya
yang melewati medium dengan satu indeks bias,maka akan bergerak dengan kelajuan
yang samakesegala arah. Jika medium yang di lewati cahaya memiliki dua indeks
balas,maka kelajuan cahaya tidak sama untuk seegala arah. Hal ini akan
menyebabkan cahaya mengalami pembiasan ganda.
3.
Polarisasi
karena Absorbsi selektif
Prisip
polaroid adalah meneruskan gelobang yang arah getarnya sejajar sumbu transmisi
dan menyerap gelombang pada arah getar lainnya. Polaroid ada 2 yaitu
polirisator dan analisato. Polarisator berfungsi untuk menghasilkan cahaya
terpolarisasi dari cahaya tak terpolarisaai. Analiator berfungsi untuk
mengurangi intensitas cahaya terpolarisasi.
l1= l0
l2 =l1 cos2 l0 cos2
Keterangan
:
l0 = intensitas cahaya tak
terpolarisasi
l1= intensitas cahaya yang
melewati polarisator
l2=intensitas cahaya yang
melewati analisator
𝜃
=
suudut antara sumbu transmisi polarisasi dan analisator
4.
Polarisasi
karena Hamburan
Jika
cahaya datang pada suatu sistem partikel (mmisalnya gas), maka elektro-elektron
dalam partikel dapat menyerap dan memancarkan sebagian cahaya. Peristiwa
[enyerapan dan pemacaran kembali oleh partikel-partikel disebut hamburan.
Hamburan dapat menyebabkan cahaya matahari tak terpolarisasi menjadi cahaya
terolarisasi sebagian atau erpolarisasi sempurna.
2.5.2 Interferensi
Cahaya
Interferensi
cahaya merupakan perpaduan dari dua gelombang cahaya. Jika kedua gelombang
cahaya bersifat koheren, yaitu memiliki frekuensi dan amplitudo sama serta beda
fase tetap, maka hasil inteferensinya meliliki pola yang teratur dan dapat
ditangkap pada layar berupa garis terang (hasil interferensi maksimum).
1.Interferensi Celah Ganda
Pada
percobaan Young, hasil interferensi pada layar berupa garis-garis gelap.
a. Interferensi
maksimum terjadi ketika beda lintasan antara kedua gelombang sama dengan nol
atau kelipatan dari panjang golombang.
d
= n
Jika
sudut sangat kecil maka tg = = sehigga: = n
b. Interferensi
minimum terjadi ketika beda lintasannya kelipatan ganjil dari setangah panjang
gelombang.
d =
2. interferensi pada lapisan tipis
Lapisan
tipis oli yang terkena cahaya terlihat memancarkan warna – warna cahaya tertentu.interferensi pada lapisan
tipis ini dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu perbedaan panjang lintasan optik
dan perubahan fase sinar pantul.
a. Interferensi
konstruktif
2 = keterangan
:
n : indeks bias lapisan tipis
m
: bilangan 1, 2, 3, ...
b. Interferensi
destruktif t :
tebal lapisan tipis (m)
2 = : panjang gelombang (m)
: sudut bias
3. percobaan interferensi cahaya
oleh fresnet
Untuk
penghasilan dua sumber cahaya koheran, fresnel mengunakan dua buah cermin datar
yang diletakan sedemikian rupa sehingga permukaan kedua cermin membentuk sudut
hempir 180 0 .suatu sumber cahaya monokromatik dipancarakan melalui
S. Sinar ini kemudian dipantulkan olehcermin I dan II dan membentuk bayangan
maya S1 dan S2, sumber cahaya S1 dan S2merupakan
sumber cahaya yang koheren karena berasal dari suatu sumber S.
Contoh
soal
1. Sinar
monokromatis yang panjang gelombangnya 800 nm dilewatkan pada dua celah yang
terpisah 0,2 mm. Jika percobaan dilakukan di udara, tentukan sudut pisah yang
dibentuk oleh garis terang pertama dengan terang kedua!
Pemecahan
Diketahui: =800 nm = 8 x 10-7 m
d =0,2 mm = 2 x 10-4
m
n = 1
Ditanyakan: d sin = n
2 x 10-4 sin = 1 . 8 x 10-7
Sin =4 x 10-3
= arc sin (4 x 10-3 ) = 0,230
2. Selaput
tipis sabun disinari dalam arah tegak lurus dengan menggunakan cahaya natrium (. Jika indeks bias air
sabun sebesar 1,33, tentukan ketebalan minimum selaput sabun yang tampak
terang!
Pemecahan
Diketahui: -7 m
n = 1,33
Ditanyakan : t
Penyelesaian: 2nt cos (m – )
2 . 1,33 . t . cos 00
= (1 - ) . 5,893 x 10-7
t
= 1,108 x 10-7 m = 110,8 nm
2.5.3 Difraksi
Cahaya
Difraksi cahaya adalah peristiwa
pelenturan gelombang cahaya ketika melewati suatu celah sempit (lebarnya lebih
kecil dari panjang gelombang ) sehingga gelombang tampak melebar pada tepi-tepi
bayangan yang menjadi kabur.
1. Pola
Difraksi Maksimum
d sin = n dengan n = 1, 2,
3, . . .
2. Pola
Difraksi Minimum
d
sin = (n - ) dengan n = 1,
2, 3, . . .
Kisi adalah peralatan yang memiliki celah
yang sangat banyak dengan lebar celah dan jarak antar celah yang sama. Pola
difraksi yang dihasilkan oleh kisi jauh lebih tajam bila dibandingkan dengan
pola interferensi celah ganda maupun pola difraksi celah tunggal.
d = Keterangan:
d = jarak antar celah (m )
N
= jumlah garis/goresan pada kisi
Contoh
soal
Cahaya dengan panjang gelombang 500 nm
dijatuhkanpada kisi difraksi. Jika sudut difraksi orde kedua sebesar 530,
hitunglah jumlah garis tiap cm pada kisi tersebut!
Pemecahan
:
Diketahui: = 500 nm = 5 x 10-7 m
= 530
n
= 2
Ditanyakan: N
Penyelesaian: d = n
d 0
= 2 . 5 x 10-7
d . = 10-6
d = 1,25 x 10-6 m = 1,25 x10-4
cm
N = = = 8.000 garis/cm
2.5.4 Aplikasi
Gelombang Cahaya
1. Pemantulan Sempurna pada Serat Optik
Penggunaan serat kaca (fiber glass) untuk
menyalurkan cahaya dengan peristiwa pemantulan sempurna disebut serat optik
(fiber optik). Inti serat optik dibuat dari kaca berkualitas baik yang memiliki
indeks bias tinggi. Inti ini dilapisi oleh lapisan tipis kaca yang indeks
biasnya rendah. Berkas cahaya dari luar masuk ke ujung serat optik akan
menumbuk bidang batas antara kedua medium kaca dengan sudut datang lebih besar
dari pada sudut kritis, sehingga terjadi pemantulan sempurna.
Demikian seterusnya sehingga cahaya menempuh
sepanjang saluran serat optik dan keluar diujung lainnya tanpa kehilangan
intensitas (intensitas cahaya masuk = intensitas cahaya keluar). Metode serat
optik misalnya dipakai dibidang komunikasi dan kedokteran (untuk memeriksa
bagian dalam tubuh seorang pasien tanpa membedahnya)
2.
Daya Urai Lensa
Daya urai lensa adalah kemampuan lensa
atau sistem optik untuk memisahkan bayangan dari dua titik sumber cahaya yang
terpisah pada jarak minimum. Persamaan umum yang berlaku untuk menentukan daya
urai angular dan daya linear sebagai
berikut.
Sin =
dm =
Keterangan:
= sudut yang dibentuk oleh dua objek/daya urai
angular (rad)
= panjang gelombang cahaya (m)
D
= diameter diafragma (m)
dm
= jarak daya urai/daya urai linear (m)
L
= jarak objek dengan lensa atau diafragma (m)
3.
Polarimeter
Polarimeter adalah alat untuk mengukur
konsentrasi larutan optik aktif. Sudut putar yang dialami cahaya apabila
melewati larutan optik aktif dirumuskan sebagai berikut.
= c .
Keterangan:
= sudut putar analisator
c = konsentrasi larutan (mol/L)
= panjang larutan/polarimeter (m)
= sudut putar polarimeter (L/m . mol)
4.
Efek
Doppler
Salah satu aplikasi efek doppler pada
radar adalah mengirim pulsa elektromagnetik dan menerima kembali pulsa tersebut
jika dipantulkan oleh benda yang bergerak. Dengan mengukur selisih frekuensi
antara pulsa yang dikirim dan yang diterima oleh radar, maka kecepatan benda
yang bergerak dapat ditentukan.
Efek doppler dapat juga digunakan untuk
menghitung kecepatan rotasi matahari, planet-planet, atau bulan. Rotasi
matahari menyebabkan perluasan dari garis-garis spektra. Hal ini terjadi karena
cahaya dari sisi yang menjauhi bumi menghasilkan pergeseran merah, sedangkan
cahaya dari sisi yang mendekati bumi menghasilkan pergeseran biru. Dari kedua
pergeseran ini dapat dihitung kecepatan rotasi matahari.
Contoh
soal
Jarak antara dua lampu depan sebuah mobil
adalah 122 cm. Jika diameter pupil mata seorang pengamat 2 mm dan mata peka
terhadap cahaya dengan panjang gelombang 540 nm, tentukan jarak terjauh mobil
tersebut agar masih dapat dibedakan sebagai dua lampu yang terpisah!
Pemecahan
Diketahui: dm = 122 cm = 1,22 m
D = 2 mm = 2 x 10-3 m
= 540 nm = 5,4 x 10-7 m
Ditanyakan: L
Penyelesaian: dm =
1,22 =
L = = 3,7 x 103 m = 3,7 km
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Cahaya merupakan
gelombang elektromagnetik,sehingga tidak memerlukan medium perambatan. Sebagai
gelombang, cahaya dapat mengalami dispersi, pemantulan, pembiasan, difraksi,
interferensi, polarisasi, dan efek Doppler. Cahaya juga merupakan dasar ukuran
meter: 1 meter adalah jarak yang dilalui cahaya melalui vakum pada
1/299,792,458 detik. Kecepatan cahaya adalah 299,792,458 meter per detik.
Cahaya juga memiliki sifat sebagai partikel yang biasa disebut foton. Karena
itulah cahaya bisa juga dipandang sebagai kumpulan banyak partikel yang
tidak bermassa yang bergerak dengan kecepatan 3×10^8 m/s.
Kecepatan cahaya dalam sebuah vakum adalah
299.792.458 meter per
detik (m/s) atau 1.079.252.848,8 kilometer per jam (km/h) atau
186.282.4 mil per detik (mil/s) atau
670.616.629,38 mil per jam (mil/h).
Kecepatan cahaya ditandai
dengan huruf c , yang berasal dari bahasa Latin celeritas
yang berarti “kecepatan“, dan juga
dikenal sebagai konstanta Einstein
Gelombang dalam ilmu fisika dimaknai
sebagai energi yang merambat, atau perambatan energi akan memunculkan
gelombang. Perambatan/perpindahan/perjalanan gelombang tidak merubah medium
yang dilewatinya, namun hanya memindahkan energinya.
Urutan spektrum
gelombang elektromagnetik dari frekuensi terkecil sampai terbesar yaitu sebagai
berikut : Gelombang radio dan televisi, Gelombang mikro, Sinar
inframerah, Cahaya
tampak, Sinar
ultraviolet, Sinar-X dan Sinar gamma.
DAFTAR PUSTAKA