HUKUM OHM
Bunyi
hukum Ohm
“Kuat
arus yang mengalir pada suatu penghantar sebanding dengan beda potensial dan
berbanding terbalik dengan resistansi penghantar.”
Secara
matematis hukum Ohm dapat dituliskan:
I
=
Keterangan :
I = kuat arus yang melewati penghantar
(A)
R = resistansi penghantar (Ω)
V = beda potensial antar ujung penghantar
(v)
Dari
hukum Ohm ini didapatkan besar resistans yang merupakan karakteristik suatu
penghantar. Nilai resistans ini biasanya tetap dalam kondisi penghantar yang
tetap. Namun, dalam keadaan tertentu resistansi suatu bahan dapat berubah-ubah.
RESISTOR
Resistor
atau hambatan merupakan suatu benda yang menghasilkan resistansi atau nilai
hambatan. Resistor dibuat dari suatu jenis bahan penghantar yang berguna untuk
menghambat gerak aliran arus listrik. Gerar aliran arus listrik di dalam
resistor dapat dihambat oleh gerakan elektron bebas dari jenis bahan penyusun
resistor. Gerakan elektron di dalam jenis bahan penghantar tidak bisa lancar
karena antara atom yang satu dengan atom yang lainnya saling bertabrakan. Jadi,
setiap bahan yang dilalui arus listrik pasti ada hambatannya.
Resistor
berfungsi sebagai pengatur kuat arus, pengatur tegangan, atau pembagi potensial
listrik. Resistor dalam elektronik diberi lambang R. Resistansi ditentukan oleh
resistan jenis atau relativitas dan ukuran bahan resistor.
1. Resistansi
Berdasarkan
hukum Ohm, diperoleh pemahaman bahwa resistans suatu penghantar dalam rangkaian
berpengaruh terhadap kuat arus yang melalui penghantar tersebut. Oleh karena
itu, untuk mengatur kuat arus yang lewat penghantar dapat dilakukan dengan
mengatur besar kecilnya resistans.
Berdasarkan nilai
resistansinya, suatu bahan dapat digolongkan menjadi dua kelompok besar yaitu:
a.
Konduktor (penghantar), yang dapat
digolongkan menjadi: superkonduktor, konduktor, dan semikonduktor. Resistor
adalah benda yang dapat menghasilkan resistansi (Ω)
b.
Isolator
Resistivitas dan Koefisien Suhu
Konduktor, Semikonduktor, dan Isolator
Bahan Listrik
|
Bahan
|
Resistivitas
|
Koefisien Suhu
|
Konduktor
|
Logam:
a.
Perak
b.
Tenbaga
c.
Aluminium
d.
Tungsten
e.
Besi
f.
Timbal
g.
Baja
Panduan:
a.
Konstanta ()
b.
Nikon
|
1,6 x
1,72 x
2,75 x
5,25 x
9,71 x
20 x
22 x
49 x
100 x
|
0,00380
0,00393
0,00390
0,00450
0,00500
0,00430
0,00001
0,00040
|
Semikonduktor
|
a.
Karbon
b.
Germanium
c.
silikon
|
3,5 x
45
6,4 x
|
-0,00050
-0,05000
-0,07000
|
Isolator
|
a.
Kaca
b.
Mika
c.
Teflon
d.
Kayu
e.
Kuarsa
|
-
-
>
-
7,5 x
|
-
-
-
-
-
|
Resistans suatu
penghantar ditentukan oleh beberapa hal antara lain panjang, luas penampang
lintang, jenis bahan yang diwakili dengan resistans jenis (resistivitas)m dan
suhu. Secara kuantitatif resistansi:
a.
Berbanding lurus dengan panjang penghantar
b.
Berbanding terbalik dengan luas penampang
lintang
c.
Ditentukan oleh resistans jenis
(resistivitas)
Jika dinyatakan secara matematis,
resistans penghantar adalah:
Keterangan:
R = resistansi (Ω)
= resistans jenis/resistivitas (Ωm)
I = panjang penghantar (m)
A = luas penampang lintang ()
2. Resistans
Jenis (Resistivitas)
Resistans
jenis (resistivitas) adalah resistans suatu penghantar yang memiliki panjang
satu satuan panjang dan luas satu satuan luas. Dalam SI, resistans jenis adalah
faktor kesebandingan nilai R bahan dan panjangnya dengan arus yang melaluinya
(I) serta berbanding terbalik luas A tampang lintang (Ωm).
Resistans
jenis bahan akan berubah jika suhunya berubah. Akibat perubahan suhu, resistans
jenis berubah secara linier menurut persamaan berikut:
Resistansi
ditentukan resistans jenis maka resistansi berubah terhadap suhu
Keterangan:
= resistans jenis pada suhu nol (Ωm)
= resistans jenis pada suhu tertentu (Ωm)
= koefisien suhu ()
= perubahan suhu ()
= resistansi pada suhu nol (Ω)
=
resistansi pada suhu tertentu (Ω)
3. Jenis
Resistor
Ditinjau
dari resistansinya, ada dua jenis resistor yaitu:
a. Resistor
Tetap (Constant Resistor)
Resistansi
pada resistor tetap ada yang dinyatakan dengan warna cincin (ring atau
lingkaran) pada bahan resistor atau dituliskan pada badan resistor.
b. Resistor
Variabel (Variable Resistor)
Resistor
variabel adalah resistor yang nilai hambatannya dapat diubah-ubah. Berdasarkan
banyaknya terminal yang digunakan dalam rangkaian, resistor variabel dibadakan
menjadi potensiometer jika menggunakan tiga terminal, dan reostat jika
menggunakan dua terminal. Berdasarkan bentuknya resistor variabel dibedakan
menjadi potensiometer putar, potensiometer geser, dan trimmer potensiometer
(trimpot).
4. Pengukuran
Resistansi
Ø Alat
Ukur Resistansi
Dalam
kegiatan pengukuran resistansi diperlukan alat ukur dan cara mengukurnya. Alat
ukur resistansi adalah ohmmeter. Selain dengan ohmmeter, resistansi dapat
diukur dengan multimeter posisi ohm.
Ø Cara
Mengukur Resistansi
Cara
mengukur resistansi dapat dilakukan secara langsung atau tidak langsung.
Pengukuran resistansi secara langsung dengan menggunakan ohmmeter. Resistansi
dapat diukur secara langsung dengan memutus rangkaian, sehingga resistansi yang
terukur hanya antar ujung resistor. Pengukuran tidak langsung dengan hukum Ohm
yaitu mengukur beda potensial dan kuat arus rangkaian. Pada pengukuran ini
resistor justru harus terangkai.
Ø Resistor
yang Nilai Hambatannya (Resistansi) Bergantung pada Suhu atau Cahaya
·
Termistor
Termestor adalah
resistor yang nilai hambatannya bergantung pada suhu (thermo = panas).
Termistor dibedakan menjadi dua yaitu:
a) NCT
(Negative Temperature Coeficient)
Yaitu resistor yang
nilai hambatannyamakin kecil jika suhunya makin tinggi.
b) PTC
(Positive Tenperature Coeficient)
Yaitu resistor yang
nilai hambatannya makin besar jika suhunya makin tinggi.
·
LDR (Light Dependent Resistor)
LDR adalah resistor yang nilai
hambatannya bergantung pada cahaya. Apabila LDR terkena cahaya terang, nilai
hambatannya makin kecil.
Sumber:
Istiyono,
Edi.2006.Fisika.Intan Pariwara:
klaten.